Kudus (Antaranews Jateng) - Masih rendahnya minat baca masyarakat di Tanah Air menjadi salah satu penyebab suburnya penyebaran berita "hoax" atau kabar bohong, kata Alumni Mentor Google News Initiative Hartatik.

     "Karena minat baca mengakibatkan kemampuan berpikir kritisnya juga rendah sehingga saat menerima informasi sulit membedakan mana berita yang benar dan mana berita yang palsu," ujarnya saat menjadi pembicara pada acara sosialisasi Undang-Undang ITE-Pers dan Literasi Media Indonesia Tanpa Hoax di @Hom Hotel Kudus, Senin.

     Sosialisasi Undang-Undang ITE-Pers dan Literasi Media Indonesia Tanpa Hoax diselenggaraan oleh PWI Kudus bekerja sama dengan Polres Kudus untuk menggelar peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan Indonesia dan Bhayangkara ke-72, setelah sebelumnya juga menggelar lomba membuat poster bertemakan "Indonesia Merdeka Tanpa Hoax" dan lomba menulis untuk polisi.  

     Untuk itu, dia mengajak, masyarakat, khususnya pelajar untuk meningkatkan budaya membaca agar tidak mudah tertipu dengan berita palsu.

     Selain itu, kata dia, dengan minat membaca yang tinggi tentunya akan memperluas wawasan, mempertajam gagasan, serta meningkatkan kreativitas.

     Ia mengingatkan budaya membaca bangsa Indonesia berdasarkan hasil survei lembaga dunia, masih kalah dengan negara tetangga, seperti Thailand.

     Pada kesempatan tersebut, dia membagi tips untuk mengetahui bahwa informasi tersebut asli atau palsu.

     "Untuk mengecek keaslian sebuah foto juga bisa memanfaatkan teknologi informasi sehingga masyarakat tidak mudah tertipu," ujarnya.

     Selain itu, dia juga mengingatkan, jangan mudah percaya dengan penyebaran berita lewat media sosial yang tidak dalam bentuk sumber aslinya atau dalam bentuk tangkapan layar (screenshot).

     Apalagi, kata dia, judul dan konten hasil tangkapan layar bisa juga diubah sesuai kepentingan penyebarnya.

     Ia mengingatkan jangan asal menyebar berita yang belum tentu kebenarannya sebelum benar-benar dilakukan pengecekan kebenaran berita tersebut.

     "Jangan lupa mengcek situs media mainstream. Apakah informasi tersebut juga ada di media tersebut. Jika ada, bacalah dengan seksama," ujarnya.

   

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024