Purwokerto (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Kabupaten Banyumas, mengharapkan penurunan harga cabai dapat menyumbang deflasi pada bulan Agustus 2019 di Purwokerto dan Cilacap.
"Kalau inflasi, kemarin pada Juli ada cabai yang menyebabkan inflasi agak tinggi. Kalau prediksi saya, karena memang kelihatannya cabai ini mulai ada panen walaupun sedikit, semoga ada deflasi," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Agus Chusaini
di Banyumas, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, inflasi pada bulan Agustus di Purwokerto dan Cilacap tidak setinggi Juli.
Selain cabai, kebutuhan sekolah dan biaya transportasi juga diharapkan dapat menyumbang deflasi pada Agustus.
Pada bulan Juli, kata dia, ada tahun ajaran baru sehingga kebutuhan sekolah meningkat. Sekarang ini sudah berkurang. Demikian pula, biaya angkutan atau transportasi yang diharapkan mulai turun dan normal. kembali pasca-Lebaran.
Baca juga: Harga cabai di Pasar Manis Purwokerto berangsur turun
Terkait dengan hal itu, dia memprediksi inflasi pada bulan Agustus di Purwokerto dan Cilacap dapat ditekan oleh penurunan harga cabai, berkurangnya kebutuhan sekolah, dan penurunan biaya transportasi.
"Kalau sudah kembali normal, moga-moga bisa memberi tekanan turun. Walaupun mungkin inflasi, tetapi mungkin tidak setinggi bulan Juli, itu dugaan kami," tegasnya.
Berdasarkan data KPw BI Purwokerto, inflasi bulan Juli 2019 di Purwokerto sebesar 0,45 persen, sedangkan di Cilacap sebesar 0,14 persen.
Inflasi bulan Juli di Purwokerto terutama bersumber dari peningkatan harga subkelompok komoditas bumbu-bumbuan, sayur-sayuran, padi-padian, serta umbi-umbian dan hasilnya, sedangkan di Cilacap disumbang oleh peningkatan harga subkelompok komoditas buah-buahan, kursus/pelatihan, dan bumbu-bumbuan.
"Kalau inflasi, kemarin pada Juli ada cabai yang menyebabkan inflasi agak tinggi. Kalau prediksi saya, karena memang kelihatannya cabai ini mulai ada panen walaupun sedikit, semoga ada deflasi," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Agus Chusaini
di Banyumas, Jumat.
Dengan demikian, kata dia, inflasi pada bulan Agustus di Purwokerto dan Cilacap tidak setinggi Juli.
Selain cabai, kebutuhan sekolah dan biaya transportasi juga diharapkan dapat menyumbang deflasi pada Agustus.
Pada bulan Juli, kata dia, ada tahun ajaran baru sehingga kebutuhan sekolah meningkat. Sekarang ini sudah berkurang. Demikian pula, biaya angkutan atau transportasi yang diharapkan mulai turun dan normal. kembali pasca-Lebaran.
Baca juga: Harga cabai di Pasar Manis Purwokerto berangsur turun
Terkait dengan hal itu, dia memprediksi inflasi pada bulan Agustus di Purwokerto dan Cilacap dapat ditekan oleh penurunan harga cabai, berkurangnya kebutuhan sekolah, dan penurunan biaya transportasi.
"Kalau sudah kembali normal, moga-moga bisa memberi tekanan turun. Walaupun mungkin inflasi, tetapi mungkin tidak setinggi bulan Juli, itu dugaan kami," tegasnya.
Berdasarkan data KPw BI Purwokerto, inflasi bulan Juli 2019 di Purwokerto sebesar 0,45 persen, sedangkan di Cilacap sebesar 0,14 persen.
Inflasi bulan Juli di Purwokerto terutama bersumber dari peningkatan harga subkelompok komoditas bumbu-bumbuan, sayur-sayuran, padi-padian, serta umbi-umbian dan hasilnya, sedangkan di Cilacap disumbang oleh peningkatan harga subkelompok komoditas buah-buahan, kursus/pelatihan, dan bumbu-bumbuan.