Semarang (ANTARA) - Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan produktivitas kerja melalui menghargai waktu, Grab Indonesia giat mengkampanyekan gerakan antingaret di masyarakat modern.

"Apa yang mau kita 'highlight' di sini bukan kita memfasilitasi orang yang sudah terbiasa dengan budaya malas, tapi justru orang-orang yang sangat menghargai waktu. Kita menyebutnya sebagai orang-orang pejuang antingaret," kata Senior Manager Marketing Grab Indonesia Michael Dwi Putra di sela kampanye Gerakan Antingaret di Semarang, Selasa (7/8).

Ia menilai penggunaan waktu yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan masyarakat di era modern seperti sekarang dan pemanfaatan waktu secara maksimal akan berimbas pada produktivitas kerja dan memengaruhi perekonomian.

Terkait dengan hal itu, Grab menjadikan GrabBike sebagai armada pendukung bagi mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan.

Dengan jumlah armada yang memadai serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan, pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan misi baru Grab Indonesia dalam mendorong kemajuan dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman.

"Meski 'ngaret' telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihindarkan oleh masyarakat Indonesia, sebagian besar orang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu. Mereka yang kami sebut sebagai pejuang antingaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan 'on time'," ujarnya.

Kampanye antingaret ini tidak hanya dilakukan Grab Indonesia di Kota Semarang saja, tapi di sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

Sosiolog dan peneliti independen, Bayu A Yulianto mengakui dampak dari budaya selalu mengulur waktu memang berpengaruh pada produktivitas kerja sehingga sebagai masyarakat modern harus bisa menghilangkan budaya molor atau "ngaret".

"Hadirnya transportasi 'online' sebagai pendukung mobilitas masyarakat modern sangat dibutuhkan. Kecepatan dan maksimal di dalam memanfaatkan waktu ini sangat penting," katanya.

Bayu menilai maraknya transportasi daring saat ini harus bisa menjadi solusi di dalam mengurangi budaya "ngaret" di kalangan masyarakat modern.

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024