Semarang (ANTARA) - Empat kabupaten di Provinsi Jawa Tengah telah mengajukan permintaan bantuan air bersih ke pemerintah provinsi guna memenuhi kebutuhan air warga yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
"Kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati meminta bantuan air bersih karena sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto di Semarang, Jumat.
Keempat kabupaten itu, menurut dia, termasuk dalam kelompok 14 kabupaten/kota yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih.
Kabupaten/kota yang dana tanggap daruratnya sudah habis dan tidak punya dana untuk mengatasi dampak kekeringan, ia mengatakan, bisa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke pemerintah provinsi melalui BPBD Jawa Tengah.
Baca juga: Kurangi dampak kekeringan, MRI-ACT siapkan air bersih
"Tahun ini kami telah menganggarkan Rp320 juta untuk pengadaan 1.000 tangki air bersih," ujarnya.
Pemerintah Provinsi, BPBD dan dinas terkait di Jawa Tengah sudah memetakan daerah-daerah yang berpotensi menghadapi kekeringan selama musim kemarau tahun ini.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan pemerintah provinsi, 1.319 desa di 287 kecamatan di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah rawan mengalami kekeringan. Sebanyak 545.851 keluarga yang terdiri atas 2.056.287 orang di wilayah tersebut sudah menghadapi dampak kekeringan.
Musim kemarau di Jawa Tengah diprakirakan mencapai puncaknya pada Agustus hingga November 2019.
"Kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati meminta bantuan air bersih karena sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto di Semarang, Jumat.
Keempat kabupaten itu, menurut dia, termasuk dalam kelompok 14 kabupaten/kota yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih.
Kabupaten/kota yang dana tanggap daruratnya sudah habis dan tidak punya dana untuk mengatasi dampak kekeringan, ia mengatakan, bisa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke pemerintah provinsi melalui BPBD Jawa Tengah.
Baca juga: Kurangi dampak kekeringan, MRI-ACT siapkan air bersih
"Tahun ini kami telah menganggarkan Rp320 juta untuk pengadaan 1.000 tangki air bersih," ujarnya.
Pemerintah Provinsi, BPBD dan dinas terkait di Jawa Tengah sudah memetakan daerah-daerah yang berpotensi menghadapi kekeringan selama musim kemarau tahun ini.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan pemerintah provinsi, 1.319 desa di 287 kecamatan di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah rawan mengalami kekeringan. Sebanyak 545.851 keluarga yang terdiri atas 2.056.287 orang di wilayah tersebut sudah menghadapi dampak kekeringan.
Musim kemarau di Jawa Tengah diprakirakan mencapai puncaknya pada Agustus hingga November 2019.