Purwokerto (ANTARA) - Seorang remaja bernama Isha Alifan (16) bin Zakaria dilaporkan hilang akibat tenggelam di Pantai Kemiren, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono.
"Berdasarkan informasi yang kami terima Kamis pada pukul 17.30 WIB dari Kasi Trantib Kecamatan Cilacap Utara, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis malam.
Ia mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat korban bersama seorang rekannya, Akmal (14), sedang bermain sambil mandi di Pantai Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan.
Akan tetapi tanpa disadari, kata dia, datang gelombang tinggi yang langsung menyeret tubuh kedua anak tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Isha Alfian hilang terseret gelombang sedangkan Akmal dapat menyelamatkan diri.
"Terkait dengan kejadian tersebut, kami segera memberangkatkan satu tim 'rescue' yang terdiri atas tujuh personel Basarnas menuju lokasi kejadian untuk menggelar operasi SAR bersama potensi SAR lainnya seperti BPBD Kabupaten Cilacap dan anggota TNI/Polri," katanya.
Baca juga: Basarnas tampilkan peralatan kerja di Magelang Fair
Saat dihubungi secara terpisah, salah seorang personel BPBD Kabupaten Cilacap, Basuki Wibowo mengatakan berdasarkan informasi dari keluarga korban, Isha Alfian baru tiba di Cilacap sekitar empat hari dengan tujuan berlibur di rumah saudaranya.
Akan tetapi sejak tiba di Cilacap, kata dia, korban yang selama ini tinggal di Ambon bersama kedua orang tuanya justru menginap di rumah teman-temannya.
Oleh karena itu, lanjut dia, saudara korban berusaha mencarinya ketika mengetahui Isha Alfian sedang berlibur di Cilacap.
"Korban beserta kedua orang tuanya sebelumnya memang tinggal di Cilacap, namun sejak satu tahun lalu mereka pindah ke Ambon. Dia datang ke Cilacap untuk berlibur di rumah saudaranya. Namun sejak tiba di Cilacap, dia tidak langsung ke rumah saudaranya melainkan menginap di rumah temannya hingga akhirnya terjadi peristiwa nahas ini," katanya.
Ia mengatakan saat ini Basarnas Pos SAR Cilacap bersama BPBD Kabupaten Cilacap dibantu sukarelawan SAR Kemiren dan Pokdar RW 16 Kelurahan Tegalkamulyan serta kerabat korban terus memantau lokasi kejadian.
"Personel Basarnas saat ini telah mendirikan posko lapangan di lokasi kejadian," katanya.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Meterologi BMKG Cilacap, tinggi gelombang di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 4-6 meter.
Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan tinggi gelombang tersebut dipengaruhi oleh kemunculan siklon tropis Mun di Laut China Selatan.
Selain itu, kata dia, terdapat pola sirkulasi angin di Samudra Hindia sebelah barat Mentawai dan Samudra Pasifik sebelah utara Halmahera.
Menurut dia, pola angin di utara ekuator umumnya dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin 4-25 knot, sedangkan di utara ekuator dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-25 knot.
"Kondisi tersebut berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY yang diprakirakan mencapai 4-6 meter. Oleh karena itu, kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 7 Juli 2019 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.
"Berdasarkan informasi yang kami terima Kamis pada pukul 17.30 WIB dari Kasi Trantib Kecamatan Cilacap Utara, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis malam.
Ia mengatakan peristiwa tersebut terjadi saat korban bersama seorang rekannya, Akmal (14), sedang bermain sambil mandi di Pantai Kemiren, Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan.
Akan tetapi tanpa disadari, kata dia, datang gelombang tinggi yang langsung menyeret tubuh kedua anak tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Isha Alfian hilang terseret gelombang sedangkan Akmal dapat menyelamatkan diri.
"Terkait dengan kejadian tersebut, kami segera memberangkatkan satu tim 'rescue' yang terdiri atas tujuh personel Basarnas menuju lokasi kejadian untuk menggelar operasi SAR bersama potensi SAR lainnya seperti BPBD Kabupaten Cilacap dan anggota TNI/Polri," katanya.
Baca juga: Basarnas tampilkan peralatan kerja di Magelang Fair
Saat dihubungi secara terpisah, salah seorang personel BPBD Kabupaten Cilacap, Basuki Wibowo mengatakan berdasarkan informasi dari keluarga korban, Isha Alfian baru tiba di Cilacap sekitar empat hari dengan tujuan berlibur di rumah saudaranya.
Akan tetapi sejak tiba di Cilacap, kata dia, korban yang selama ini tinggal di Ambon bersama kedua orang tuanya justru menginap di rumah teman-temannya.
Oleh karena itu, lanjut dia, saudara korban berusaha mencarinya ketika mengetahui Isha Alfian sedang berlibur di Cilacap.
"Korban beserta kedua orang tuanya sebelumnya memang tinggal di Cilacap, namun sejak satu tahun lalu mereka pindah ke Ambon. Dia datang ke Cilacap untuk berlibur di rumah saudaranya. Namun sejak tiba di Cilacap, dia tidak langsung ke rumah saudaranya melainkan menginap di rumah temannya hingga akhirnya terjadi peristiwa nahas ini," katanya.
Ia mengatakan saat ini Basarnas Pos SAR Cilacap bersama BPBD Kabupaten Cilacap dibantu sukarelawan SAR Kemiren dan Pokdar RW 16 Kelurahan Tegalkamulyan serta kerabat korban terus memantau lokasi kejadian.
"Personel Basarnas saat ini telah mendirikan posko lapangan di lokasi kejadian," katanya.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Stasiun Meterologi BMKG Cilacap, tinggi gelombang di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai 4-6 meter.
Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan tinggi gelombang tersebut dipengaruhi oleh kemunculan siklon tropis Mun di Laut China Selatan.
Selain itu, kata dia, terdapat pola sirkulasi angin di Samudra Hindia sebelah barat Mentawai dan Samudra Pasifik sebelah utara Halmahera.
Menurut dia, pola angin di utara ekuator umumnya dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin 4-25 knot, sedangkan di utara ekuator dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-25 knot.
"Kondisi tersebut berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY yang diprakirakan mencapai 4-6 meter. Oleh karena itu, kami telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 7 Juli 2019 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.