Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah menginformasikan bahwa satu desa di wilayah setempat mulai mengalami krisis air bersih menyusul penurunan curah hujan sejak awal Juni.

"Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja mulai terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Rabu.

Dia mengatakan, pihaknya langsung mendistribusikan air bersih ke desa tersebut guna membantu warga yang membutuhkan.

"Siang ini pendistribusian air bersih menggunakan mobil tanki air ke Desa Jalatunda sudah dilaksanakan," katanya.

Dia menambahkan, sejak awal musim kemarau tahun 2019, baru ada satu desa di wilayah setempat yang mengalami krisis air bersih.

"Kami terus memantau daerah-daerah lain yang berpotensi mengalami kekeringan, namun laporan yang masuk ke kami baru ada satu desa yang mengalami krisis air bersih," katanya.

Baca juga: 10 desa di Banyumas krisis air bersih

Selain itu, katanya, pihaknya kembali mengingatkan warga di wilayah setempat agar bijak menggunakan air bersih mengingat curah hujan yang terus menurun.

"Warga perlu bijak menggunakan air karena curah hujan yang terus menurun dikhawatirkan berdampak pada kekeringan dan krisis air bersih," katanya.

Sementara itu, pihaknya juga terus menyiagakan personel dan mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Masyarakat yang memiliki informasi kejadian krisis air bersih di wilayahnya agar segera menghubungi BPBD Banjarnegara. Apabila ada laporan dari masyarakat terkait krisis air bersih maka tim kami akan segera meluncur," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan, tren curah hujan di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya terus mengalami penurunan karena wilayah ini sudah mulai memasuki musim kemarau sejak awal bulan Juni 2019.

BMKG, kata dia, juga ikut mengajak masyarakat bijak menggunakan air guna mengantisipasi dampak kekeringan.

Baca juga: Pemprov Jateng antisipasi dampak kekeringan di daerah-daerah rawan


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024