Temanggung (ANTARA) - Kualitas tanaman tembakau di kawasan lereng Gunung Sindoro, Sumbing, Perahu, di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini lebih baik dibanding tahun 2018, kata Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Kabupaten Temanggung Noer Ahsan.
"Secara umum, kualitas tanaman tembakau tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Petani berharap cuaca tetap bagus hingga akhir panen nanti," katanya di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat.
Ia menuturkan di kawasan Gunung Sumbing bagian atas tanaman tembakau sudah punggel atau petik bunga, sedangkan di tegalan bagian bawah di dekat desa sedikit mengalami kurang air, sehingga petani harus melakukan penyiraman.
Kemudian di zona Gunung Perahu yang penanamannya lebih awal kondisinya luar biasa dan diprediksi produksinya meningkat dari tahun lalu.
Baca juga: Penyelesaian RUU Pertembakauan tunggu komitmen pemerintah
Ia menyebutkan varietas tembakau yang ditanam untuk daerah bawah atau persawahan rata-rata kemloko 3, kemloko 4, dan kemloko 6, kalau untuk zona pegunungan paling banyak kemloko 2 dan kemloko 5.
"Untuk varietas kemloko 1 hanya orang-orang tertentu yang sudah biasa tanam, karena perbedaannya kemloko 1 itu aromanya yang khas, cuma jumlah daun paling sedikit," katanya.
Ia menuturkan selama cuaca ini kemaraunya panjang maka kualitas tembakau akan baik dan diharapkan nanti harganya juga bagus.
"Kalau melihat kualitas tanaman musim ini, kami berharap harga tembakau tahun ini lebih baik dari tahun 2018," katanya.
Ia menyebutkan harga tembakau tahun lalu paling rendah berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram dan harga tembakau srintil dengan grade G Rp400.000 per kilogram.
Baca juga: Bupati Temanggung: Tembakau bagian harga diri masyarakat
"Secara umum, kualitas tanaman tembakau tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Petani berharap cuaca tetap bagus hingga akhir panen nanti," katanya di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat.
Ia menuturkan di kawasan Gunung Sumbing bagian atas tanaman tembakau sudah punggel atau petik bunga, sedangkan di tegalan bagian bawah di dekat desa sedikit mengalami kurang air, sehingga petani harus melakukan penyiraman.
Kemudian di zona Gunung Perahu yang penanamannya lebih awal kondisinya luar biasa dan diprediksi produksinya meningkat dari tahun lalu.
Baca juga: Penyelesaian RUU Pertembakauan tunggu komitmen pemerintah
Ia menyebutkan varietas tembakau yang ditanam untuk daerah bawah atau persawahan rata-rata kemloko 3, kemloko 4, dan kemloko 6, kalau untuk zona pegunungan paling banyak kemloko 2 dan kemloko 5.
"Untuk varietas kemloko 1 hanya orang-orang tertentu yang sudah biasa tanam, karena perbedaannya kemloko 1 itu aromanya yang khas, cuma jumlah daun paling sedikit," katanya.
Ia menuturkan selama cuaca ini kemaraunya panjang maka kualitas tembakau akan baik dan diharapkan nanti harganya juga bagus.
"Kalau melihat kualitas tanaman musim ini, kami berharap harga tembakau tahun ini lebih baik dari tahun 2018," katanya.
Ia menyebutkan harga tembakau tahun lalu paling rendah berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram dan harga tembakau srintil dengan grade G Rp400.000 per kilogram.
Baca juga: Bupati Temanggung: Tembakau bagian harga diri masyarakat