Temanggung (ANTARA) - Kesenian jaran kepang bukan hanya tarian, namun sekaligus menjadi ajang bersosialisasi dan berkreasi masyarakat Temanggung, Jawa Tengah, kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Didik Nuryanto.

"Jaran kepang terus berkembang seiring zaman dengan sentuhan akulturasi dan asimilasi," katanya di Temanggung, Rabu.

Ia menuturkan perkembangan tersebut rupanya dinilai oleh pemerhati seni budaya cukup mengkhawatirkan identitas asli Temanggung jika tidak dibarengi dengan penguatan fondasi pengetahuan, filosofi dan nilai asli jaran kepang khas Temanggung.

Berdasarkan hal tersebut, katanya dalam rangkaian Festival Sindoro Sumbing memberikan wadah bagi pegiat seni jaran kepang, budayawan, penulis, perajin kostum, dan generasi penerus menyelenggarakan sarasehan budaya dan workshop kostum jaran kepang.

Ia mengatakan sarasehan budaya digelar bukan sebagai pemurnian identitas, namun lebih sebagai usaha penguatan identitas jaran kepang Temanggung.

Workshop kostum jaran kepang yang berlangsung pada 26-27 Juni 2019, katanya, kegiatan ini merupakan terobosan baru di mana para seniman perajin kostum jaran kepang diberi pelatihan profesional dan intensif.

"Melalui dua kegiatan tersebut, diharapkan para seniman jaran kepang, baik penari, perajin kostum maupun penikmat tari mendapatkan perhatian dan pengakuan yang menjadi hak mereka," katanya.

Selain itu, katanya diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem kebudayaan yang mengakar kuat pada kearifan lokal masyarakat.

Berlangsungnya ekosistem kebudayaan yang berkesinambungan, tentunya dapat melestarikan khasanah budaya di tengah kehidupan masyarakat. ***3***
 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024