Solo (ANTARA) - Sejumlah rumah makan di Kota Solo, Jawa Tengah masih menggunakan elpiji subsidi atau ukuran tabung tiga kilogram yang seharusnya untuk masyarakat miskin dan usaha kecil.
Dari hasil inspeksi PT Pertamina (Persero) bersama Pemerintah Kota Surakarta dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) di Solo, Selasa, didapati beberapa rumah makan masih menggunakan elpiji melon.
Di sela inspeksi itu, Sales Eksekutif Elpiji Region IV Pertamina Adeka Sangtraga Hiptapriya mengatakan tiga rumah makan tersebut seharusnya sudah masuk kategori usaha menengah yang tidak lagi berhak atas pemakaian elpiji subsidi.
"Kalau dilihat kan omzet mereka sudah lumayan," katanya.
Sebagai tindak lanjut, elpiji melon yang diperoleh dari hasil inspeksi tersebut ditukarkan dengan elpiji nonsubsidi brightgas ukuran tabung 5,5 kilogram.
"Kami masih masa promo, jadi dua tabung elpiji melon ditukarkan dengan satu tabung brightgas isi," katanya.
Baca juga: Sidak, Pertamina temukan rumah makan gunakan elpiji bersubsidi
Terkait dengan tujuan inspeksi tersebut, pihaknya ingin memantau konsumsi elpiji subsidi pascalebaran.
"Kami ingin melihat apakah kesadaran masyarakat sudah tumbuh. Kami monitor ini sekaligus melakukan edukasi. Sebetulnya sosialisasi ini sudah sering kami gaungkan," katanya.
Meski demikian, kata dia, fakta di lapangan masih ada pengguna elpiji tiga kilogram yang belum sadar.
"Sebetulnya aturan kan sudah jelas. Pada skala UKM, konsumsi elpiji tiga kilogram ini khusus untuk usaha yang omzetnya masih di bawah Rp300 juta per tahun. Di atas itu sudah harus menggunakan elpiji nonsubsidi," katanya.
Dari hasil inspeksi didapati 28 tabung elpiji tiga kilogram masih digunakan di tiga rumah makan.
"Hanya di satu rumah makan yang tabungnya belum ditukar karena tadi alasannya pemilik sedang tidak di tempat. Ini yang kadang jadi kendala kami saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) di lapangan," katanya.
Ketua Bidang Elpiji Tiga Kilogram Hiswana Migas Surakarta Agustinus Aditya menyatakan dukungan terhadap program pemerintah.
"Termasuk kalau ada rumah makan yang masih menggunakan elpiji tiga kilogram, kami minta agar mereka mengganti elpiji nonsubsidi. Elpiji tiga kilogram kan memang disubsidi dan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Baca juga: Sidak, Pertamina temukan RM gunakan elpiji bersubsidi
Dari hasil inspeksi PT Pertamina (Persero) bersama Pemerintah Kota Surakarta dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) di Solo, Selasa, didapati beberapa rumah makan masih menggunakan elpiji melon.
Di sela inspeksi itu, Sales Eksekutif Elpiji Region IV Pertamina Adeka Sangtraga Hiptapriya mengatakan tiga rumah makan tersebut seharusnya sudah masuk kategori usaha menengah yang tidak lagi berhak atas pemakaian elpiji subsidi.
"Kalau dilihat kan omzet mereka sudah lumayan," katanya.
Sebagai tindak lanjut, elpiji melon yang diperoleh dari hasil inspeksi tersebut ditukarkan dengan elpiji nonsubsidi brightgas ukuran tabung 5,5 kilogram.
"Kami masih masa promo, jadi dua tabung elpiji melon ditukarkan dengan satu tabung brightgas isi," katanya.
Baca juga: Sidak, Pertamina temukan rumah makan gunakan elpiji bersubsidi
Terkait dengan tujuan inspeksi tersebut, pihaknya ingin memantau konsumsi elpiji subsidi pascalebaran.
"Kami ingin melihat apakah kesadaran masyarakat sudah tumbuh. Kami monitor ini sekaligus melakukan edukasi. Sebetulnya sosialisasi ini sudah sering kami gaungkan," katanya.
Meski demikian, kata dia, fakta di lapangan masih ada pengguna elpiji tiga kilogram yang belum sadar.
"Sebetulnya aturan kan sudah jelas. Pada skala UKM, konsumsi elpiji tiga kilogram ini khusus untuk usaha yang omzetnya masih di bawah Rp300 juta per tahun. Di atas itu sudah harus menggunakan elpiji nonsubsidi," katanya.
Dari hasil inspeksi didapati 28 tabung elpiji tiga kilogram masih digunakan di tiga rumah makan.
"Hanya di satu rumah makan yang tabungnya belum ditukar karena tadi alasannya pemilik sedang tidak di tempat. Ini yang kadang jadi kendala kami saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) di lapangan," katanya.
Ketua Bidang Elpiji Tiga Kilogram Hiswana Migas Surakarta Agustinus Aditya menyatakan dukungan terhadap program pemerintah.
"Termasuk kalau ada rumah makan yang masih menggunakan elpiji tiga kilogram, kami minta agar mereka mengganti elpiji nonsubsidi. Elpiji tiga kilogram kan memang disubsidi dan hanya untuk masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Baca juga: Sidak, Pertamina temukan RM gunakan elpiji bersubsidi