Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini melemah seiring kekhawatiran pasar akan sengketa dagang Amerika Serikat-China yang masih belum menemukan kesepakatan.

Rupiah melemah 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.336 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.225 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin, mengatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring perlambatan ekonomi China sebagai dampak perang dagang dengan AS.

"Perang dagang antara AS-China membuat kekawatiran melambatnya ekonomi China semakin besar," ujar Lana.

Indeks produksi sektor industri China pada Mei 2019 tumbuh 5 persen (yoy), melambat dari 5,4 persen (yoy) pada April, dan jauh dibawah ekspektasi pasar 5,5 persen (yoy). Indeks ini merupakan yang terendah sejak tahun 2002.

Perlambatan tidak hanya terjadi di sektor manufaktur, tetapi juga sektor utilititas. Data ekonomi China lainnya yaitu ‘fixed-asset investment’ naik 5,6 persen (yoy), melambat dari 6,1 persen (yoy) pada April.

"Perlambatan dua data ini membuat hampir semua pasar global merespon negatif," kata Lana.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.346 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.304 per dolar AS.
 

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024