Jakarta (ANTARA) - Klub sepak bola PT Bali Bintang Sejahtera atau lebih dikenal dengan nama Bali United, resmi "merumput" alias terjun ke bursa efek dengan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini.
Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri, di Gedung BEI, Jakarta, Senin, mengatakan dengan menjadi perusahaan terbuka atau go public, banyak pihak dapat mendukung visi dan misi Bali United mencapai kesuksesan baik di sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan.
"Tentunya, termasuk di dalamnya para suporter yang sekarang bisa memainkan peran aktif yang lebih besar untuk mendukung Bali United mencapai tujuan-tujuannya," ujar Yabes.
Perusahaan dengan kode saham BOLA itu menawarkan 2 miliar lembar saham atau setara 33,33 persen dari modal perseroan.
Adapun harga penawaran saham perdana Rp175 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana IPO sekitar Rp350 miliar.
Bali United sendiri menunjuj PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter)
Dana hasil IPO itu sendiri disebut akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi, dan ekspansi outlet Bali United Store.
Kegiatan utama perseroan sendiri saat ini dibagi dalam tiga segmen, mencakup manajemen klub sepak bola profesional, agensi olahraga, dan kafe atau restoran.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi berharap, melalui IPO Bali United ini, akan mendorong klub-klub sepak bola lainnya untuk ikut "merumput" di pasar modal.
"Melalui IPO Bali United, kami berharap akan ada perusahaan sejenis lainnya turut ikut meramaikan pasar modal dan juga persepakbolaan nasional," ujar Inarno.
Sementara itu dari pantauan Antara, perdagangan perdana saham BOLA di BEI naik 121 poin atau 69,14 persen menjadi Rp296 per saham dibandingkan harga IPO.
Direktur Utama Bali Bintang Sejahtera Yabes Tanuri, di Gedung BEI, Jakarta, Senin, mengatakan dengan menjadi perusahaan terbuka atau go public, banyak pihak dapat mendukung visi dan misi Bali United mencapai kesuksesan baik di sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan.
"Tentunya, termasuk di dalamnya para suporter yang sekarang bisa memainkan peran aktif yang lebih besar untuk mendukung Bali United mencapai tujuan-tujuannya," ujar Yabes.
Perusahaan dengan kode saham BOLA itu menawarkan 2 miliar lembar saham atau setara 33,33 persen dari modal perseroan.
Adapun harga penawaran saham perdana Rp175 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana IPO sekitar Rp350 miliar.
Bali United sendiri menunjuj PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter)
Dana hasil IPO itu sendiri disebut akan digunakan untuk belanja modal seperti pengembangan fasilitas, perekrutan pemain atau pelatih, penyelenggaraan acara, pengembangan akademi, dan ekspansi outlet Bali United Store.
Kegiatan utama perseroan sendiri saat ini dibagi dalam tiga segmen, mencakup manajemen klub sepak bola profesional, agensi olahraga, dan kafe atau restoran.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi berharap, melalui IPO Bali United ini, akan mendorong klub-klub sepak bola lainnya untuk ikut "merumput" di pasar modal.
"Melalui IPO Bali United, kami berharap akan ada perusahaan sejenis lainnya turut ikut meramaikan pasar modal dan juga persepakbolaan nasional," ujar Inarno.
Sementara itu dari pantauan Antara, perdagangan perdana saham BOLA di BEI naik 121 poin atau 69,14 persen menjadi Rp296 per saham dibandingkan harga IPO.