Boyolali (ANTARA) - Ratusan desa di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah akan mengikuti Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2019 tahap III yang bakal digelar pada akhir Juni mendatang.
"Sebanyak 229 dari 261 desa di Boyolali bakal melaksanakan Pilkades serentak tahap III pada Juni mendatang," kata Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali, Candra Irawan, di sela acara monitoring persiapan Pilkades 2019 serentak, di Kantor Kecamatan Angong Boyolali, Rabu.
Candra Irawan mengatakan, Pilkades serentak yang digelar pada 29 Juni tersebut terdapat dua metode berbeda yang akan dilakukan saat mencoblosan, yakni menggunakan metode sistim elektronik e-voting dan konvensional dengan mencoblos secara manual.
Oleh karena itu, Dispermasdes Kabupaten Boyolali melakukan monitoring tersebut untuk memastikan kesiapan peralatan e-voting dan juga kesiapan panitia penyelenggara pemilihan. Hal ini, dilakukan guna mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi saat pemungutan suara.
"Kami monitoring kesiapan alat, jangan sampai nanti mendekati hari-H pencoblosan ternyata ada kendala di lapangan saat 'last minutes', kami antisipasi," katanya.
Dia mengatakan, Kecamatan Andong yang memiliki 16 desa, terdapat dua metode yang akan dipakai dalam Pilkades. Ada 14 desa yang menggunakan metode konvensional dengan pencoblosan secara manual, dan dua desa dengan metode e-voting yakni Desa Kunti dan Pranggong.
Menurut Camat Andong, Edy Kristiawan pihaknya soal kesiapan metode sistim e-voting sudah dikomunikasikan dan dikoordinasikan semua desa pengadaan alatnya. Desa secara peralatan sudah mencukupi.
Edy mengatakan, Desa Kunti memiliki Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebanyak 2.372 pemilih, dan Pranggong sebanyak 1.938 pemilih ini, akan memilih kades di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar.
"Kami berharap Pilkades di Kecamatan Andong dapat terlaksana dengan lancar dan damai," katanya.
Pihaknya mengajak warganya menyambut Pilkades serentak ini dengan serius dengan keceriaan mengedepankan rasa saling menghormati dan toleransi. Artinya, warga harus sudah lebih dewasa dalam berpolitik, perbedaan dalam pilihan itu hal yang wajar, tetapi mari tetap menjaga kerukunan warga.
"Sebanyak 229 dari 261 desa di Boyolali bakal melaksanakan Pilkades serentak tahap III pada Juni mendatang," kata Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali, Candra Irawan, di sela acara monitoring persiapan Pilkades 2019 serentak, di Kantor Kecamatan Angong Boyolali, Rabu.
Candra Irawan mengatakan, Pilkades serentak yang digelar pada 29 Juni tersebut terdapat dua metode berbeda yang akan dilakukan saat mencoblosan, yakni menggunakan metode sistim elektronik e-voting dan konvensional dengan mencoblos secara manual.
Oleh karena itu, Dispermasdes Kabupaten Boyolali melakukan monitoring tersebut untuk memastikan kesiapan peralatan e-voting dan juga kesiapan panitia penyelenggara pemilihan. Hal ini, dilakukan guna mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi saat pemungutan suara.
"Kami monitoring kesiapan alat, jangan sampai nanti mendekati hari-H pencoblosan ternyata ada kendala di lapangan saat 'last minutes', kami antisipasi," katanya.
Dia mengatakan, Kecamatan Andong yang memiliki 16 desa, terdapat dua metode yang akan dipakai dalam Pilkades. Ada 14 desa yang menggunakan metode konvensional dengan pencoblosan secara manual, dan dua desa dengan metode e-voting yakni Desa Kunti dan Pranggong.
Menurut Camat Andong, Edy Kristiawan pihaknya soal kesiapan metode sistim e-voting sudah dikomunikasikan dan dikoordinasikan semua desa pengadaan alatnya. Desa secara peralatan sudah mencukupi.
Edy mengatakan, Desa Kunti memiliki Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebanyak 2.372 pemilih, dan Pranggong sebanyak 1.938 pemilih ini, akan memilih kades di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar.
"Kami berharap Pilkades di Kecamatan Andong dapat terlaksana dengan lancar dan damai," katanya.
Pihaknya mengajak warganya menyambut Pilkades serentak ini dengan serius dengan keceriaan mengedepankan rasa saling menghormati dan toleransi. Artinya, warga harus sudah lebih dewasa dalam berpolitik, perbedaan dalam pilihan itu hal yang wajar, tetapi mari tetap menjaga kerukunan warga.