Semarang (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Achmad Darodji menyatakan bahwa isu ajakan "people power" (pengerahan massa) hanya sebatas peryataan emosi sesaat yang digulirkan oleh kelompok tertentu.
"Insyaallah, itu hanya emosi sesaat dan segera mengendap. Jika itu terjadi, misalnya, kita (masyarakat) tidak perlu ikutlah karena setelah 22 Mei diumumkan Lebaran akan selesai," katanya saat acara "Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslimin, dan Pimpinan Ponpes" di Semarang, Sabtu malam.
Ia mengajak pada semua pihak untuk menjaga kerukunan, kebersamaan, persahabatan, dan persatuan sebagai upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perbedaan pilihan atau aspirasi, kata dia, belum tentu akan selamanya berbeda, namun juga nantinya akan menjadi teman koalisi pada lima tahun ke depan.
"Oleh karena, mari kita akhiri masalah (perbedaan pilihan) dan kembali menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan sebagai manusia tentu akan membutuhkan pertolongan orang lain bahkan hingga sampai meninggal dunia.
"Oleh karena, kami mengajak masyarakat menjaga kebersamaan dan persatuan daripada ramai-ramai ke Jakarta pada 22 Mei," tuturnya.
Ketua MUI Kabupaten Batang Zaenal Iroqi mengatakan bahwa pertemuan antarulama se-Jateng sebagai bentuk untuk meredupkan kondisi politik pasca-Pemilu 2019.
"Pernyataan yang disampaikan Ketua MUI Jateng ini untuk mengajak para ulama di Jawa Tengah agar 'colling down' menyikapi kondisi politik sekarang ini," katanya.
"Insyaallah, itu hanya emosi sesaat dan segera mengendap. Jika itu terjadi, misalnya, kita (masyarakat) tidak perlu ikutlah karena setelah 22 Mei diumumkan Lebaran akan selesai," katanya saat acara "Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslimin, dan Pimpinan Ponpes" di Semarang, Sabtu malam.
Ia mengajak pada semua pihak untuk menjaga kerukunan, kebersamaan, persahabatan, dan persatuan sebagai upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perbedaan pilihan atau aspirasi, kata dia, belum tentu akan selamanya berbeda, namun juga nantinya akan menjadi teman koalisi pada lima tahun ke depan.
"Oleh karena, mari kita akhiri masalah (perbedaan pilihan) dan kembali menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan sebagai manusia tentu akan membutuhkan pertolongan orang lain bahkan hingga sampai meninggal dunia.
"Oleh karena, kami mengajak masyarakat menjaga kebersamaan dan persatuan daripada ramai-ramai ke Jakarta pada 22 Mei," tuturnya.
Ketua MUI Kabupaten Batang Zaenal Iroqi mengatakan bahwa pertemuan antarulama se-Jateng sebagai bentuk untuk meredupkan kondisi politik pasca-Pemilu 2019.
"Pernyataan yang disampaikan Ketua MUI Jateng ini untuk mengajak para ulama di Jawa Tengah agar 'colling down' menyikapi kondisi politik sekarang ini," katanya.