Magelang (ANTARA) - Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Magelang Jawa Tengah, harus melakukan seleksi terhadap calon peserta program pelatihan keterampilan karena peminatnya cukup banyak.

"Setiap paket pelatihan kami buka kuota 16 pendaftar, tapi peminatnya bisa sekitar 30-50 orang. Maka kami harus seleksi dulu," kata Kepala BLK Kota Magelang Suparto dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Sabtu.

Program pelatihan yang paling banyak peminatnya, katanya, antara lain tata boga, tata rias, menjahit, dan montir sepeda motor.

Ia menjelaskan melalui seleksi berupa wawancara akan diketahui, antara lain latar belakang pendidikan, motivasi mengikuti pelatihan, dan keseriusan mengembangkan keterampilan.

"Kami prioritaskan mereka yang serius dan memiliki motivasi tinggi mengikuti pelatihan. Jika pendaftar tidak lolos pada seleksi pertama maka bisa mendaftar lagi di seleksi paket selanjutnya," kata dia.

Balai Latihan Keterampilan Kota Magelang memiliki setidaknya enam paket pelatihan yang dibiayai APBN dan APBD setempat, yakni menjahit, montir sepeda motor, tata rias, tata boga, komputer, dan bahasa asing.

Paket pelatihan dibiayai APBN, meliputi menjahit, montir sepeda motor dan tata rias, sedangkan pesertanya masyarakat Kota Magelang dan luar daerah itu, seperti Kabupaten Magelang dan Temanggung.

Paket pelatihan dengan biaya APBD dan peserta hanya warga Kota Magelang, meliputi montir sepeda motor, menjahit, tata boga, tata rias, ditambah komputer dan bahasa asing.

Ia menjelaskan selama 20 hari peserta mendapatkan materi sesuai dengan bidang yang dipilih, sedangkan pemberi materai dari kalangan pakar, baik secara teori maupun praktik.

Seorang peserta pelatihan tata rias, Afiatul Rohmah, mengaku tertarik mengikuti program itu karena peluang bisnis yang menjanjikan kesejahteraan.

"Syukur-syukur ke depan bisa buka usaha tata rias," ujar perempuan asal Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang itu.

Seorang peserta pelatihan tata boga, Nurul, mengaku mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memasak yang memadai, antara lain tentang penggunaan bahan-bahan makanan berkualitas dan teknik mengolah bahan makanan.

"Jadi tahu apa dan bagaimana cara yang benar. Ini sangat bermanfaat dan bisa langsung dipraktikkan," ucap Nurul yang sudah merintis usaha katering di rumahnya di Kampung Karang Lor, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang itu.

Kepala Disnaker Kota Magelang Gunadi Wirawan mengatakan program pelatihan itu upaya pemkot menekan angka pengangguran di daerah setempat dan sekitarnya.

Keterampilan pencari kerja, katanya, pada umumnya rendah sehingga pemerintah perlu melaksanakan pelatihan tersebut.

Untuk program pelatihan tertentu, katanya, peserta akan menjalani uji kompetensi dan mendapat sertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar. (*)

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024