Jakarta (ANTARA) - Tiga perusahaan teknologi OVO, Tokopedia, dan Grab berkolaborasi melakukan penggalangan donasi berbasis digital pada bulan Ramadhan untuk mendukung pendidikan anak-anak Indonesia dalam bentuk beasiswa dan peralatan sekolah.

Peluncuran kampanye Ramadhan yang bertajuk "Patungan untuk Berbagi" yang berlangsung di Jakarta, Kamis malam tersebut dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Co-Founder sekaligus Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison, Direktur OVO Harianto Gunawan, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan Wakil Direktur Utama Rumah Yatim Lili Herliana Abdurrahman.

Direktur OVO Harianto Gunawan menyebutkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2017 tercatat masih terdapat 4,4 juta anak Indonesia termasuk yatim, piatu, dan kurang mampu yang belum memiliki jaminan pendidikan.

"Kolaborasi ini (OVO, Tokopedia, dan Grab) mempermudah masyarakat memberikan donasi. Cukup dari aplikasi sehari-hari yang mereka gunakan. Donasi yang terkumpul nantinya akan disalurkan oleh Rumah Yatim untuk memberikan pendidikan yang lebih layak dan berkesinambungan. Dari total donasi, masing-masing 50 persen untuk beasiswa pendidikan dan peralatan sekolah," katanya.

Berapa pun donasi yang terkumpul, katanya, akan dikalikan dua atau maksimal Rp10 miliar sehingga bisa membantu pemerintah di bidang pendidikan.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan bahwa program Patungan Berbagi sudah berjalan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei dan setelah donasi terkumpul akan direkap dan pembagian dikoordinasikan dengan Rumah Yatim.

Selain secara online, akan ada kegiatan offline berupa festival pada 22-28 Mei 2019 di delapan kota besar di Indonesia untuk menggandeng masyarakat melakukan donasi dengan cara memindai QR code yang ada di lokasi.

Co-Founder sekaligus Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison optimistis dengan adanya akses internet yang semakin inklusif, gerakan "Patungan untuk Berbagi" bisa diikuti oleh lebih banyak masyarakat dan pada akhirnya bisa membantu pendidikan anak-anak yang membutuhkan.

Inklusi ekonomi
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi dan mendorong model bisnis ekonomi digital OVO, Tokopedia, dan Grab yang mampu menumbuhkan sikap gotong royong, menciptakan pekerjaan, dan inklusi ekonomi dapat terus tumbuh.

"Patungan untuk Berbagi ini membuktikan ekosistem digital bisa menggerakkan masyarakat Indonesia untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan dengan lebih mudah. Ekosistem digital pulalah yang selama ini telah memberi contoh yang masif dalam implementasi ekonomi berbagi dan bergotong royong. Ini sangat membanggakan karena semangat yang merupakan kearifan lokal ini tetap dilestarikan oleh bisnis yang ditulang punggungi generasi millenial kita," katanya.

Rudiantara mengakui user Grab, OVO, dan Tokopedia banyak kaum millenial dan biasanya mereka lebih memiliki jiwa berbagi lebih tinggi, mudah tersentuh, dan diharapkan bisa terbukti pada program Patungan untuk Berbagi.

Melalui program tersebut, lanjut Rudi, diharapkan bisa diperoleh data siswa secara byname dan byaddress sekaligus bisa digunakan pemerintah untuk menentukan alokasi dana pendidikan. Apalagi UUD mewajibkan 20 persen APBN untuk pendidikan.

Wakil Direktur Utama Rumah Yatim Lili Herliana Abdurrahman menyampaikan terima kasih atas program Patungan untuk Berbagi tersebut dan dirinya berharap dengan kegiatan tersebut akan lebih banyak anak-anak berpotensi yang sebelumnya putus sekolah karena faktor ekonomi dapat kembali sekolah, sehingga tidak hanya kuantitas tetapi juga meningkatkan pendidikan secara kualitas.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024