Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah memprioritaskan program penurunan angka kematian ibu dengan meningkatkan kualitas "ante natal care" (ANC) atau pemeriksaan kehamilan demi keselamatan ibu dan janin.

"Dengan banyaknya pekerja perempuan di pabrik maka diperlukan kolaborasi kemitraan peningkatan kualitas ANC supaya keselamatan ibu dapat terjamin hingga pekerja perempuan bisa bersalin dengan aman, sehat, dan bahagia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri Survivalina di Boyolali, Selasa.

Terkait dengan hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, PT Pan Brothers Tbk, Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Boyolali, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Boyolali berkomitmen mendukung program kesehatan ibu Pemerintah Jawa Tengah, "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng", dan turut membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita di Boyolali.

"Pihak-pihak terkait, difasilitasi oleh pemerintah Amerika Serikat melalui lembaga bantuan United States Agency for International Development (USAID), bersama-sama menyaksikan komitmen untuk menyelamatkan ibu dan bayi dari kematian yang bisa dicegah melalui program kesehatan ibu dan anak (KIA) di tempat kerja di Boyolali," katanya.

Ia mengatakan inisiatif KIA di tempat kerja dinamakan program Pasti, yaitu Pekerja Aktif Sehat Bugar dan Produktif di pabrik PT Pan Brothers Tbk di Boyolali.

"Program ini memiliki tujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan berkualitas tinggi bagi pegawai perempuan dan perempuan hamil, meningkatkan pelayanan KIA, baik untuk perempuan, perempuan hamil, maupun bayi baru lahir. Selain itu juga deteksi dini untuk penyakit tidak menular, nutrisi yang lebih baik untuk pegawai perempuan, mendukung ibu-ibu yang menyusui, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk perempuan hamil dan ibu menyusui, serta mengintegrasi layanan data golongan darah dan donor darah di areal pabrik," katanya.

Berdasarkan data, pada 2017 terjadi 411 kematian ibu dan 3.493 kematian bayi baru lahir di Jawa Tengah.

"Di antara kota-kota dan kabupaten di provinsi tersebut, Boyolali adalah salah satu yang memiliki AKI dan AKB tertinggi. Pada tahun 2018 Dinas Kesehatan Boyolali melaporkan 40 kejadian ibu meninggal saat melahirkan dan 15 bayi baru lahir meninggal dunia," katanya.

Ia mengatakan penyebab kematian tidak jauh berbeda dengan data nasional.

Dia mengatakan kebanyakan terjadi di rumah sakit dan lebih dari 70 persen kematian disebabkan kondisi-kondisi yang seharusnya bisa dicegah, seperti perdarahan, infeksi, serta pre-eklampsia, dan eklampsia.

Pada kesempatan yang sama, GM HRM PT Pan Brothers Tbk Nurdin Setiawan mengatakan keselamatan ibu dan anak merupakan hal yang menjadi perhatian khusus perusahaan mengingat tidak kurang dari 70 persen karyawan adalah perempuan.

"Oleh karena itu, kami menyambut baik sinergitas program USAID dengan PT Pan Brothers Tbk dan Dinkes Kabupaten Boyolali dalam mengurangi angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. Kami berharap agar program ini bisa dilakukan secara berkesinambungan dan bisa dilakukan juga di unit bisnis lain yang ada di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Semarang," katanya.

Ketua POGI Surakarta Supriyadi Hari Respati mengatakan peningkatan kualitas ANC dan penyaringan penyakit kehamilan oleh dokter spesialis Obstetri-Ginekologi mulai trimester pertama kehamilan akan menurunkan komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga akan menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.

"Riset menunjukkan adanya tiga area yang bisa ditingkatkan di Indonesia, guna menekan kematian ibu dan bayi baru lahir, yaitu meningkatkan sistem
rujukan, memperluas cakupan jaminan kesehatan nasional, dan meningkatkan pelayanan kesehatan," katanya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Hartono menyambut baik inisiatif tersebut.

"Tanpa kerja sama berbagai pihak sulit memperoleh hasil yang optimal. Semoga makin banyak pihak dapat membantu program pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu hamil, khususnya di Kabupaten Boyolali," katanya.

Wakil Direktur Unit Kesehatan USAID Pamela Foster mengatakan Pemerintah AS melalui USAID menjalin kerja sama antara para pemangku kebijakan di Indonesia untuk mencarikan solusi berdasarkan bukti-bukti untuk menyelamatkan ibu dan bayi dari kematian.

"Kemitraan kami telah menekan angka kematian ibu dalam 24 jam setelah melahirkan menjadi 50 persen dan angka kematian bayi hingga 21 persen. Kami bangga menyoroti pencapaian ini, khususnya pada tahun ini yang menandai 70 tahun hubungan antara Indonesia dan AS," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024