Semarang (ANTARA) - PT Semen Gresik berkomitmen menjadi perusahaan persemenan terkemuka yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, Semen Gresik yang   tergabung dalam korporasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menerapkan konsep industri hijau dalam beragam aktivitasnya. Konsep yang sudah diterapkan di Semen Gresik Pabrik Tuban yang diacungi jempol berbagai kalangan serta meraih berbagai penghargaan bergengsi tingkat nasional itu, belakangan ini diadopsi di Pabrik Rembang. Bahkan disempurnakan agar hasilnya lebih baik. Seperti apa? 

PT Semen Gresik Pabrik Rembang resmi beroperasi hampir 2  tahun terakhir ini.  Meski baru sebentar, menjaga kelestarian lingkungan beserta keanekaragaman hayatinya menjadi salah satu prioritas perusahaan ini.  

Kegiatan tersebut tak hanya dilakukan pascatambang bahkan prapenambangan. Salah satu ikhtar yang dilakukan yakni upaya konservasi pohon langka di Kabupaten Rembang, yakni jenis cendana (santalum album).

Pohon yang  identik  dengan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur ini juga tumbuh di kawasan hutan perbukitan kapur Desa Timbrangan Kecamatan Gunem yang lokasinya berdekatan dengan lokasi Semen Gresik Pabrik Rembang.

Dulu,  kawasan hutan sekitar Desa Timbrangan banyak ditumbuhi pohon penghasil kayu cendana dan minyak atsiri ini. Namun, kini pohon tersebut  langka dan bahkan di ambang kepunahan akibat pembalakan liar saat kejatuhan rezim Orde Baru.

Warga Desa Timbrangan Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, Farruq Ferdian, 47, mengatakan pohon cendana diburu para pembalak liar karena harga   jualnya menggiurkan. Kayu cendana bisa dimanfaatkan untuk  beragam produk mulai dari warangka keris, rempah-rempah, bahan dupa, hingga campuran parfum.

“Waktu saya masih kecil banyak sekali pohon cendana dan juga pohon gaharu. Tapi sekarang sudah sulit bahkan mungkin tidak ada,” kata Dadang, sapaan akrab Farruq Ferdian. Dadang adalah seorang warga yang direkrut Semen Gresik dalam proses konservasi pohon langka di Rembang.  

Ia tergabung dalam PT Karya Halwa Mulia, rekanan Semen Gresik yang khusus menangani penanaman pohon di kawasan green belt (sabuk hijau) perusahaan persemenan terkemuka ini.

Lokasi green belt berada di kawasan Desa Timbrangan dan Pasucen Kecamatan Gunem. Meski tergolong langka, Dadang beruntung masih bisa memperoleh   bibit   pohon cendana khas Rembang.  

Bibit cendana yang ditangkar Dadang berasal dari warisan pendahulunya yang ditanam di halaman depan rumah. Selama  setahun terakhir, aktivitas   penangkaran pohon cendana khas Rembang itu sudah dilakukan.  

Menangkar gaharu
Ada sekitar 25 bibit pohon cendana yang ditangkar. Saat ini, tinggi bibit pohon cendana sekitar 20 cm. Rencananya, jika tinggi puluhan bibit cendana itu mencapai 50 –60 cm dan akarnya sudah kuat akan ditanam di kawasan sabuk hijau Semen Gresik.

“Pohon cendana  tergolong sulit dikembangkan. Sebab bibit pohon cendana tidak memiliki akar yang kuat untuk menopang hidupnya sehingga ia menyerap sumber makanan dari pohon yang menjadi inangnya,” ujar Dadang.

Kepala  Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana mengatakan pihaknya mendukung upaya penghijauan maupun konservasi pohon   langka yang ada di Kabupaten Rembang.

Upaya ini penting agar alam beserta ekosistemnya tetap lestari. Salah satu wujudnya berupa penghijauan di berbagai lokasi yang ada di Kabupaten Rembang.

Selain itu juga progam penanaman pohon di kawasan green belt Semen Gresik Pabrik Rembangyang luasnya mencapai 19,8 hektar.

Sabuk hijau dengan lebar 50 meter yang mengelilingi area pertambangan ini berfungsi sebagai buffer zone untuk mengurangi kebisingan dan debu selama operasional tambang. Upaya yang dilakukan sejak tahun 2017 itu sudah mulai terlihat hasilnya. 

Saat   ini,   sudah tertanam sekitar 30 ribu pohon dari berbagai jenis, baik tanaman keras maupun buah-buahan di kawasan green belt. Mulai dari mahoni, trembesi, johar, nangka, mangga, kelengkeng, hingga pohon bambu yang berfungsi sebagai penahan longsor. Kawasan green belt yang dulunya lahan tandus itu kini terlihat lebih hijau.

Diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang, kawasan sabuk hijau ini bahkan bisa menjadi daerah tangkapan air, khususnya kawasan Rembang selatan. “Padahal dulu lahan itu tandus dan hanya dimanfaatkan untuk menanam jagung,” jelas Gatot saat kunjungan rombongan Forum Diskusi Pajak Paku Djembara, akhir April ini.

Upaya penghijauan dan konservasi pohon langka bukan hal baru bagi jajaran grup Semen Indonesia. Salah satu contohnya bisa dilihat di kawasan eks tambang   Semen Gresik di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur.

Lahan pascatambang seluas 187,66 hektare ini  disulap menjadi hutan produktif dan kawasan konservasi 10 jenis pohon langka seperti damar, gaharu, ulit, duwet, serta lainnya.

Selain itu lokasi eks tambang itu juga diubah menjadi "Arboretum  Bukit Daun  Hutan Koleksi dan Konservasi”   yang menjadi   destinasi   wisata   baru warga Tuban dan sekitarnya.

Beberapa hari lalu, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahkan baru saja memberikan penghargaan kepada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk   kategori BUMN/BUMS Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) Inspirator Reklamasi Hutan.

Apresiasi ini diberikan merupakan karena Semen Indonesia berhasil dalam melaksanakan reklamasi hutan dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pabrik Semen Gresik yang ada diTuban.

Selain itu, selama 4 tahun terakhir, Semen Indonesia juga berturut-turut mendapat penghargaan terkait Pengelolaan Lingkungan Pertambangan dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM. Bahkan pada 2018, penghargaan yang diterima adalah Aditama Emas.

Kesungguhan merawat Bumi yang dilakukan oleh Semen Gresik menuai puji. Sejumlah penghargaan pengelolaan lingkungan menjadi bukti. 

Menurut Gatot, konsep industri hijau dan ramah lingkungan yang sudah diterapkan di Tubanjuga diaplikasikan juga di Pabrik Semen Gresik yang ada di   Kabupaten Rembang. Bahkan dengan konsep yang lebih baik lagi.

Tuban adalah gambaran masa depan Rembang.

“Eks tambang Tuban 1 saat ini sudah jadi hutan. Bahkan lebih hijau dari saat sebelum kita tambang. Itu komitmen yang akan kita terapkan di Rembang,” tandasnya. (bersambung)


Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024