Sukoharjo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melibatkan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) dalam memenuhi kebutuhan beras untuk pegawainya setiap bulan.

"Telah diputuskan melalui Surat Keputusan Rektor, maka kami evaluasi pemberian tunjangan beras yang selama ini diberikan dalam bentuk uang mulai saat ini akan diberaskan," kata Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sistem Informasi UMS Sarjito di sela peluncuran Kerja Sama Antara UMS, Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah, dan Petani Muhammadiyah di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu.

Ia mengatakan untuk pengadaan beras UMS melibatkan Jatam Kabupaten Sragen yang merupakan binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.

"Beras yang dihasilkan oleh Jatam ini kualitasnya bagus dan semiorganik. Selain memiliki keunggulan, tujuan lain adalah mengangkat harkat martabat petani," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pembina Jamaah Tani Muhammadiyah Kabupaten Sragen Suratno mengatakan Sragen saat ini memiliki luas lahan pertanian hingga 105.000 hektar.

"Untuk volume panennya 8-9 ton gabah kering panen/hektar. Oleh karena itu, potensinya cukup besar," katanya.

Meski demikian, tidak seluruhnya merupakan binaan MPM PP Muhammadiyah. Ia mengatakan dari 20 kecamatan yang ada di Jawa Tengah, sekitar 5-10 ha/kecamatan merupakan binaan MPM PP Muhammadiyah.

"Untuk kerja sama dengan UMS ini kami sudah mengirim 4 ton/bulan," katanya.

Sementara itu, ia mengapresiasi kerja sama tersebut karena mampu memotong rantai distribusi terutama untuk tengkulak. Bahkan, dengan makin pendeknya mata rantai perdagangan tersebut, dikatakannya, bisa meningkatkan angka pendapatan petani.

"Perhitungannya per 2.000 m2 ada kenaikan pendapatannya Rp1-2 juta. Jadi untuk 1 hektar lahan pendapatan kami bisa meningkat Rp5-10 juta," katanya.***1***

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024