Cilacap (ANTARA) - Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, khususnya Desa Sindangbarang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan budi daya kambing, kata Camat Karangpucung Martono.

"Beternak kambing merupakan kegiatan yang sudah lama dilakukan warga Kecamatan Karangpucung, khususnya di Desa Sindangbarang. Bahkan, kegiatan tersebut terbukti menjadi basis perekonomian kerakyatan," katanya di Cilacap, Sabtu.

Kendati selama ini dikelola secara sederhana, dia mengatakan kegiatan budi daya kambing sudah cukup membantu perekonomian sehingga jika dikelola dengan maksimal akan makin meningkatkan perekonomian warga.

Menurut dia, hal itu terlihat dari pasar hewan di Karangpucung yang mampu menyerap hasil ternak masyarakat se-kecamatan tersebut maupun dari daerah lainnya.

Bahkan, kata dia, pasar hewan di Karangpucung merupakan pasar kambing terbesar di Jateng dan menjadi pemasok utama untuk pasar kambing di DKI Jakarta.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karangpucung dengan membangun kawasan ternak terintegrasi, salah satunya dengan mengikuti penilaian program Koridor Ekonomi Perdagangan Investasi dan Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng).

"Hari ini (20/4), Tim Verifikator Program Keris Jateng melaksanakan verfikasi lapangan di Desa Sindangbarang. Kami berharap bisa lolos untuk mengikuti program Keris Jateng karena syarat dasarnya sudah terpenuhi, yakni ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan pasar," katanya.

Ia mengatakan jika Desa Sindangbarang terpilih untuk mengikuti program Keris Jateng, pihaknya akan membangun kawasan ternak terintegrasi, menyediakan lahan hijauan pakan ternak sendiri, mengembangkan kegiatan ternak kambing perah agar masyarakat mendapatkan hasil harian dan jangka menengah, serta pengolahan pupuk organik yang terintegrasi dengan pertanian.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto mengakui kawasan terpadu kambing Karangpucung merupakan salah satu potensi yang sedang dipromosikan melalui program Keris Jateng.

Menurut dia,  Karangpucung sudah sejak lama menjadi sentra peternakan kambing serta terdapat budi daya kambing perah yang mampu memroduksi susu 3-4 liter per ekor per hari.

"Kambing perah tersebut merupakan peranakan kambing Jawa Randu dan Saanen (Sapera). Potensi pengembangan lainnya berupa produsen daging kambing dan 'edutourism'," katanya.

Dia mengatakan nilai investasi pengembangan kawasan terpadu kambing Karangpucung yang ditawarkan kepada investor melalui program Keris Jateng sebesar Rp160 miliar dengan luas lahan yang diajukan mencapai 109 hektare yang berlokasi di Desa Sindangbarang, Kecamatan Karangpucung.

Menurut dia, luasan lahan yang diajukan terdiri atas lahan untuk hijauan pakan ternak seluas 105 hektare serta lahan untuk kandang dan pabrik seluas 4 hektare.

Ia mengatakan jika terealisasi, Sindangbarang secara bertahap akan menjadi kawasan terpadu karena terdapat kegiatan budi daya kambing pedaging serta pabrik pengolahan susu dengan pola inti dan plasma.

Dalam hal ini, kata dia, pola intio diterapkan pada pabrik pengolahan susu, sedangkan plasmanya merupakan peternaj kambing yang selama ini sudah berjalan.

"Jika terealisasi, nantinya secara bertahap kawasan terpadu tersebut menjadi kawasan budi daya kambing pedaging serta kawasan pabrik pengolahan susu termasuk olahan susu lainnya seperti kefir, yoghurt, dan sebagainya. Juga dapat dikembangkan menjadi lokasi 'edutourism'," katanya.

Seperti diketahui, "Keris Jateng" merupakan program yang dijalankan Bank Indonesia untuk membantu memromosikan Jawa Tengah.

Dalam hal ini, "Keris Jateng" yang merupakan forum koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, menyediakan tenaga yang akan menginventarisasi proyek-proyek yang akan dikomersialkan.

Sementara Bank Indonesia akan membantu mengomunikasikan dengan investor baik dalam dan luar negeri. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024