Jakarta (ANTARA) - Lala Timothy mengatakan bahwa tidak banyak anak muda yang mau menjadi produser. Rata-rata mereka hanya tertarik dengan dunia sutradara dan penulis naskah.
Produser juga merupakan bagian yang tak kalah penting dari sebuah film. Sebab, dialah yang akan mengatur semua perencanaan untuk keberhasilan film.
"Saya kan sering banget ke daerah-daerah ke komunitas. Rata-rata semuanya mau jadi writer, tapi siapa yang produksi filmnya? Makanya produser penting banget dan dari produser kita ke ranah yang lain," ujar produser film "Wiro Sableng" itu dalam acara "Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent" di Jakarta, Kamis (28/3).
Untuk menjadi produser, kata Lala, seseorang harus mengerti soal mengatur keuangan, perencanaan target, mengatur pemain serta menjadi psikolog.
"Kunci menjadi produser adalah management, bagaimana me-manage uang, pegawai dan kru. Dan harus multitasking. Produser juga harus bisa jadi guru, psikolog dan enggak melulu juga produser harus tahu film, tapi dia harus tahu semua yang ada di film," kata Lala.
Bagi Lala tantangan terbesarnya adalah ketika menjadi produser "Wiro Sableng". Sebab, dia membawahi lebih dari 1.000 orang kru. Selain itu, "Wiro Sableng" juga merupakan sebuah film kolosal dengan banyak adegan berat.
Lala harus bisa memastikan bahwa setiap detail syuting dan perlengkapan film harus berjalan sesuai rencana. Jika tidak akan berpengaruh pada anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Untuk film "Wiro Sableng" banyak banget krunya dan budgetnya terbesar. Ini film kolosal pertama saya dan kita baru pertama kali bikin film sekompleks ini. Tanggung jawab berat, karena kerja sama dengan production house luar negeri. Kadang-kadang gemetar juga," kata kakak kandung Marsha Timothy ini.
Baca juga: Kata Lala Timothy dan Ernest Prakasa soal film Indonesia
Baca juga: Wiro Sableng, kembalinya jagoan lokal di layar lebar
Baca juga: Vino G Bastian menangis saksikan film "Wiro Sableng"
Produser juga merupakan bagian yang tak kalah penting dari sebuah film. Sebab, dialah yang akan mengatur semua perencanaan untuk keberhasilan film.
"Saya kan sering banget ke daerah-daerah ke komunitas. Rata-rata semuanya mau jadi writer, tapi siapa yang produksi filmnya? Makanya produser penting banget dan dari produser kita ke ranah yang lain," ujar produser film "Wiro Sableng" itu dalam acara "Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent" di Jakarta, Kamis (28/3).
Untuk menjadi produser, kata Lala, seseorang harus mengerti soal mengatur keuangan, perencanaan target, mengatur pemain serta menjadi psikolog.
"Kunci menjadi produser adalah management, bagaimana me-manage uang, pegawai dan kru. Dan harus multitasking. Produser juga harus bisa jadi guru, psikolog dan enggak melulu juga produser harus tahu film, tapi dia harus tahu semua yang ada di film," kata Lala.
Bagi Lala tantangan terbesarnya adalah ketika menjadi produser "Wiro Sableng". Sebab, dia membawahi lebih dari 1.000 orang kru. Selain itu, "Wiro Sableng" juga merupakan sebuah film kolosal dengan banyak adegan berat.
Lala harus bisa memastikan bahwa setiap detail syuting dan perlengkapan film harus berjalan sesuai rencana. Jika tidak akan berpengaruh pada anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Untuk film "Wiro Sableng" banyak banget krunya dan budgetnya terbesar. Ini film kolosal pertama saya dan kita baru pertama kali bikin film sekompleks ini. Tanggung jawab berat, karena kerja sama dengan production house luar negeri. Kadang-kadang gemetar juga," kata kakak kandung Marsha Timothy ini.
Baca juga: Kata Lala Timothy dan Ernest Prakasa soal film Indonesia
Baca juga: Wiro Sableng, kembalinya jagoan lokal di layar lebar
Baca juga: Vino G Bastian menangis saksikan film "Wiro Sableng"