Temanggung (ANTARA) - Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabililitas Intelektual (BBRSPDI) "Kartini" Temanggung menggelar pelatihan kader pendampingan disabilitas intelektual dalam Program Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga (PRSBK).
Kepala BBRSPDI "Kartini" Temanggung Murhardjani di Temanggung, Kamis, mengatakan 78 kader dari delapan kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah mengikuti pelatihan itu.
Kader pendamping dari Jawa Timur berasal dari Kabupaten Ngawi dan Madiun, sedangkan dari Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Jepara, Kebumen, Banyumas, Wonogiri, Batang, dan Tegal.
Ia menuturkan mereka disiapkan untuk memberikan pendampingan bagi penyandang disabilitas intelektual yang berada di masyarakat yang selama ini belum pernah mendapatkan layanan.
Ia mengatakan jumlah setiap kabupaten ada 50 penyandang disabilitas, kecuali Ngawi 40 penyandang disabilitas.
"Jadi dari delapan kabupaten ini, kami melayani 390 penyandang disabilitas. Mereka tetap berada di masyarakat, tetap bersama keluarga, tidak harus datang ke panti atau balai rehabilitasi, namun pendamping ini yang akan mendatangi penyandang disabilitas," katanya.
Ia menyampaikan para kader akan mengikuti pelatihan selama dua hari. Kader-kader itu disiapkan untuk menjadi pendamping di daerah masing-masing
"Mereka nanti langsung terjun ke lapangan, dari rumah ke rumah untuk memberikan pendampingan bagaimana penanganan orang tua yang benar terhadap anak penyandang disabilitas. Kader-kader yang ikut ini rumahnya dekat dengan penyandang disabilitas jadi lebih mudah,” katanya.
Saat ini, jumlah penyandang disabilitas di Jawa Tengah mencapai 25.000 orang. Penyandang disabilitas intelektual yang saat ini direhabilitasi di BBRSPDI Temanggung 150 orang, pendampingan berbasis keluarga 390 orang, dan berbasis masyarakat 80 orang.
"Kami membentuk kelompok-kelompok masyarakat, mereka juga melakukan pendampingan terhadap penyandang disabilitas intelektual yang ada di lingkungannya," katanya.
Kepala BBRSPDI "Kartini" Temanggung Murhardjani di Temanggung, Kamis, mengatakan 78 kader dari delapan kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah mengikuti pelatihan itu.
Kader pendamping dari Jawa Timur berasal dari Kabupaten Ngawi dan Madiun, sedangkan dari Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Jepara, Kebumen, Banyumas, Wonogiri, Batang, dan Tegal.
Ia menuturkan mereka disiapkan untuk memberikan pendampingan bagi penyandang disabilitas intelektual yang berada di masyarakat yang selama ini belum pernah mendapatkan layanan.
Ia mengatakan jumlah setiap kabupaten ada 50 penyandang disabilitas, kecuali Ngawi 40 penyandang disabilitas.
"Jadi dari delapan kabupaten ini, kami melayani 390 penyandang disabilitas. Mereka tetap berada di masyarakat, tetap bersama keluarga, tidak harus datang ke panti atau balai rehabilitasi, namun pendamping ini yang akan mendatangi penyandang disabilitas," katanya.
Ia menyampaikan para kader akan mengikuti pelatihan selama dua hari. Kader-kader itu disiapkan untuk menjadi pendamping di daerah masing-masing
"Mereka nanti langsung terjun ke lapangan, dari rumah ke rumah untuk memberikan pendampingan bagaimana penanganan orang tua yang benar terhadap anak penyandang disabilitas. Kader-kader yang ikut ini rumahnya dekat dengan penyandang disabilitas jadi lebih mudah,” katanya.
Saat ini, jumlah penyandang disabilitas di Jawa Tengah mencapai 25.000 orang. Penyandang disabilitas intelektual yang saat ini direhabilitasi di BBRSPDI Temanggung 150 orang, pendampingan berbasis keluarga 390 orang, dan berbasis masyarakat 80 orang.
"Kami membentuk kelompok-kelompok masyarakat, mereka juga melakukan pendampingan terhadap penyandang disabilitas intelektual yang ada di lingkungannya," katanya.