Kudus (ANTARA) - Sebanyak 50 sumber mata air yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bakal dikirab dari Alun-alun Kudus, Jawa Tengah, menuju Masjid Menara Kudus yang merupakan ajang memperkenalkan kekayaan sumber mata air yang ada di Kabupaten Kudus.
"Puluhan sumber mata air tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan sebelumnya," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan didampingi Sekretaris Panitia Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus Ahmad Jalil di Kudus, Selasa.
Ia mengakui puluhan sumber mata air tersebut masih ada airnya karena sudah dilakukan pengecekan di lokasi sumber mata air tersebut berada.
Awalnya, kata dia, terdapat 49 sumber mata air, namun ada warga yang mengemukakan adanya sumber mata air lain, kemudian ditambah menjadi 50-an sumber mata air.
Dalam rangka kirab mata air sebagai sumber penghidupan, kata dia, masing-masing sumber mata air disediakan gentong sebagai tempat menampung air dari 50-an sumber mata air tersebut.
Ia mengatakan kirab "banyu penguripan" atau air penghidupan merupakan ajang memperkenalkan kepada masyarakat tentang kekayaan sumber mata air di Kabupaten Kudus.
"Air tersebut juga dipercaya oleh masyarakat memiliki manfaat bagi kehidupan," ujarnya.
Kirab air penghidupan tersebut, dijadwalkan 25 Maret 2019 start mulai Alun-alun Kudus dan finis di Masjid Menara Kudus.
Ahmad Jalil menambahkan bahwa eksistensi air penghidupan ini telah menjadi bagian penting dalam ranah psikologi masyarakat, sehingga setiap ada kegiatan di masyarakat selalu ingat leluhur dengan menyajikan selamatan atau mengambil berkah air suci.
Antara masyarakat dan leluhur, katanya, tidak tercerabut oleh rentang waktu, melainkan tetap menyatu dengan air dan selamatan.
"Air penghidupan merupakan manik-manik yang menyatu membentuk mata rantai dakwah yang santun dan menghargai dinamika lokal," ujarnya.
Seluruh masyarakat akan berkumpul, menyatukan dan membaur untuk mencari berkah air penghidupan yang disatukan dengan air zam-zam dan air belik yang ada di Kabupaten Kudus.
"Penyatuan berbagai mata air diiringi khataman Alquran kolosal 19 kali," ujarnya.
Sembari mencari berkah air, masyarakat juga diajak menikmati kuliner masa lampau yang menjadi khasanah kota suci ini, termasuk yang biasa disajikan untuk selamatan, bancakan, tirakatan dan hajatan lainnya dalam resepsi ta'sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus.
"Puluhan sumber mata air tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan sebelumnya," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan didampingi Sekretaris Panitia Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus Ahmad Jalil di Kudus, Selasa.
Ia mengakui puluhan sumber mata air tersebut masih ada airnya karena sudah dilakukan pengecekan di lokasi sumber mata air tersebut berada.
Awalnya, kata dia, terdapat 49 sumber mata air, namun ada warga yang mengemukakan adanya sumber mata air lain, kemudian ditambah menjadi 50-an sumber mata air.
Dalam rangka kirab mata air sebagai sumber penghidupan, kata dia, masing-masing sumber mata air disediakan gentong sebagai tempat menampung air dari 50-an sumber mata air tersebut.
Ia mengatakan kirab "banyu penguripan" atau air penghidupan merupakan ajang memperkenalkan kepada masyarakat tentang kekayaan sumber mata air di Kabupaten Kudus.
"Air tersebut juga dipercaya oleh masyarakat memiliki manfaat bagi kehidupan," ujarnya.
Kirab air penghidupan tersebut, dijadwalkan 25 Maret 2019 start mulai Alun-alun Kudus dan finis di Masjid Menara Kudus.
Ahmad Jalil menambahkan bahwa eksistensi air penghidupan ini telah menjadi bagian penting dalam ranah psikologi masyarakat, sehingga setiap ada kegiatan di masyarakat selalu ingat leluhur dengan menyajikan selamatan atau mengambil berkah air suci.
Antara masyarakat dan leluhur, katanya, tidak tercerabut oleh rentang waktu, melainkan tetap menyatu dengan air dan selamatan.
"Air penghidupan merupakan manik-manik yang menyatu membentuk mata rantai dakwah yang santun dan menghargai dinamika lokal," ujarnya.
Seluruh masyarakat akan berkumpul, menyatukan dan membaur untuk mencari berkah air penghidupan yang disatukan dengan air zam-zam dan air belik yang ada di Kabupaten Kudus.
"Penyatuan berbagai mata air diiringi khataman Alquran kolosal 19 kali," ujarnya.
Sembari mencari berkah air, masyarakat juga diajak menikmati kuliner masa lampau yang menjadi khasanah kota suci ini, termasuk yang biasa disajikan untuk selamatan, bancakan, tirakatan dan hajatan lainnya dalam resepsi ta'sis Masjid Al Aqsha Menara Kudus.