Semarang (ANTARA) - Politikus PDI Perjuangan Hanjaya Setiawan berpendapat, penurunan jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terserap di bidang industri pada tahun lalu perlu dicermati dan dicari solusinya.

"Jika industri yang masuk pada 2018 memang bukan padat karya atau ada perlambatan ekonomi dalam industri tertentu sehingga pabrik belum beroperasi dengan kapasitas penuh itu lumrah, tapi kalau tenaga kerja lokal belum bisa memenuhi kebutuhan industri, ini yang perlu jadi catatan," katanya di Semarang, Kamis.

Jateng mencatat realisasi investasi pada 2018 mencapai Rp59,26 triliun atau 126 persen dari target Rp41,15 triliun, namun jumlah tenaga kerja justru menurun.
Jika pada 2017 tercatat 129.240 pekerja, tapi pada 2018 hanya menyerap 111.816 pekerja saja.

Terkait dengan hal itu, Hanjaya menilai perlua adanya peningkatan mutu pendidikan vokasi untuk mencetak lulusan yang benar-benar siap kerja.

"Banyaknya pengangguran dari lulusan pendidikan vokasi tentu harus menjadi pendorong untuk menengok kembali kurikulum pendidikan vokasi kita," ujar caleg DPR RI Daerah Pemilihan Jateng I yang meliputi Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, serta Kendal itu.

Agar pendidikan vokasi bisa berjalan sesuai yang semestinya, kata dia, harus ada kesesuaian antara kebutuhan Industri dengan jenis dan kurikulum pendidikan vokasi.

Dengan demikian, lulusan pendidikan vokasi di tingkat regional Jateng dapat diserap sebagai tenaga kerja oleh industri di Jateng.

Selain itu, lapangan pekerjaan harus diutamakan diisi tenaga kerja lokal, terutama masyarakat sekitar di mana industri tersebut dibangun dengan standar tertentu.

"Komunikasi antara dunia industri dan pendidikan juga harus dibangun, jangan sampai pendidikan banyak mencetak lulusan dengan beragam sektor, tapi yang dibutuhkan industri hanya sebagian," katanya.

Hanjaya mencontohkan banyak SMK yang mencetak lulusan otomotif dan perhotelan, tapi yang banyak dibutuhkan adslah tenaga kerja untuk industri konveksi dan perikanan sehingga tidak cocok.

Pewarta : Wisnu
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024