Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 70 persen operator telekomunikasi di seluruh dunia fokus pada pengembangan 5G dengan harapan bisa membantu meningkatkan layanan konsumen, sedangkan dua pertiganya menginginkan terciptanya aliran pendapatan baru dari teknologi internet berkecepatan tinggi itu.
Para operator yang paling terdepan dalam transformasi 5G juga menempatkan fokus mereka pada enam hingga delapan pemanfaatan dan pengembangan (use case) 5G, demikian hasil studi Nokia 5G Maturity Index yang diselenggarakan Nokia bersama Analysys Mason baru-baru ini.
"Jelas bahwa dari Nokia 5G Maturity Index yang pertama ini bahwa operator memiliki ambisi besar untuk 5G. Banyak juga yang memahami bahwa dampaknya akan jauh lebih signifikan jika digunakan bersama dengan transformasi platform, guna mendukung beragam aliran pendapatan baru,” kata Caroline Gabriel, Principal Analyst di Analysys Mason, seperti dikutip dalam pernyataan resmi Nokia, Kamis.
Pemanfaatan 5G yang paling populer, menurut studi Nokia itu, antara lain untuk konektivitas seluler multi-gigabit, mobil terhubung dan mobil otonom, augmented reality dan virtual reality, aplikasi kota pintar, hingga layanan rumah pintar (smart home).
Sebagian besar operator, disebut Nokia, merencanakan peluncuran komersial layanan 5G terbatas pada 2019-2020 ini, dengan yang lebih awal akan lebih berkembang dengan virtualisasi jaringan dan penggelaran berbasis cloud.
Namun demikian, kata Gabriel, sebagian besar opertor mengakui mereka tidak yakin dengan tindakan yang harus mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, Nokia 5G Maturity Index diharapkan bisa menjadi rujukan untuk pengambilan keputusan.
Nokia, sekarang juga terus membangun porfolio 5G Future X-nya dan di ajang MWC pada Rabu kemarin (27/2), mereka mengumumkan peningkatan untuk solusi Packet Core dan solusi jaringan akses radio.
Kemudian, Nokia cloud packet core (CPC) melengkapi produk Cloud Mobility Manager (CMM) dan Cloud Mobile Gateway (CMG) dengan fungsi jaringan mandiri 3GPP Release 15 5G Core yang baru dan juga meningkatkan kemampuan core non-standalone yang diumumkan sebelumnya.
Terkait dengan pengembangan 5G ke depan, Nokia sudah menggali informasi dari sedikitnya 50 operator dan menanyakan kesiapan jaringan dan bisnis mereka untuk 5G. “Jawaban mereka memberikan informasi berharga tentang praktik terbaik bagi operator saat mereka merancang, menggelar, dan mengoperasikan jaringan dan layanan 5G,” kata Sanjay Goel, presiden global service Nokia.
Nokia yang dulu lebih dikenal sebagai produsen ponsel, sekarang fokus pada solusi software dan jaringan, termasuk solusi 5G.
Baca juga: Bangun 5G, Indonesia perlu perhatikan ini
Baca juga: Nokia dan T-Mobile sepakat bangun jaringan 5G
Baca juga: Penggunaan 5G lebih cepat setahun dari jadwal
Para operator yang paling terdepan dalam transformasi 5G juga menempatkan fokus mereka pada enam hingga delapan pemanfaatan dan pengembangan (use case) 5G, demikian hasil studi Nokia 5G Maturity Index yang diselenggarakan Nokia bersama Analysys Mason baru-baru ini.
"Jelas bahwa dari Nokia 5G Maturity Index yang pertama ini bahwa operator memiliki ambisi besar untuk 5G. Banyak juga yang memahami bahwa dampaknya akan jauh lebih signifikan jika digunakan bersama dengan transformasi platform, guna mendukung beragam aliran pendapatan baru,” kata Caroline Gabriel, Principal Analyst di Analysys Mason, seperti dikutip dalam pernyataan resmi Nokia, Kamis.
Pemanfaatan 5G yang paling populer, menurut studi Nokia itu, antara lain untuk konektivitas seluler multi-gigabit, mobil terhubung dan mobil otonom, augmented reality dan virtual reality, aplikasi kota pintar, hingga layanan rumah pintar (smart home).
Sebagian besar operator, disebut Nokia, merencanakan peluncuran komersial layanan 5G terbatas pada 2019-2020 ini, dengan yang lebih awal akan lebih berkembang dengan virtualisasi jaringan dan penggelaran berbasis cloud.
Namun demikian, kata Gabriel, sebagian besar opertor mengakui mereka tidak yakin dengan tindakan yang harus mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, Nokia 5G Maturity Index diharapkan bisa menjadi rujukan untuk pengambilan keputusan.
Nokia, sekarang juga terus membangun porfolio 5G Future X-nya dan di ajang MWC pada Rabu kemarin (27/2), mereka mengumumkan peningkatan untuk solusi Packet Core dan solusi jaringan akses radio.
Kemudian, Nokia cloud packet core (CPC) melengkapi produk Cloud Mobility Manager (CMM) dan Cloud Mobile Gateway (CMG) dengan fungsi jaringan mandiri 3GPP Release 15 5G Core yang baru dan juga meningkatkan kemampuan core non-standalone yang diumumkan sebelumnya.
Terkait dengan pengembangan 5G ke depan, Nokia sudah menggali informasi dari sedikitnya 50 operator dan menanyakan kesiapan jaringan dan bisnis mereka untuk 5G. “Jawaban mereka memberikan informasi berharga tentang praktik terbaik bagi operator saat mereka merancang, menggelar, dan mengoperasikan jaringan dan layanan 5G,” kata Sanjay Goel, presiden global service Nokia.
Nokia yang dulu lebih dikenal sebagai produsen ponsel, sekarang fokus pada solusi software dan jaringan, termasuk solusi 5G.
Baca juga: Bangun 5G, Indonesia perlu perhatikan ini
Baca juga: Nokia dan T-Mobile sepakat bangun jaringan 5G
Baca juga: Penggunaan 5G lebih cepat setahun dari jadwal