Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Santa Elisabeth Purwokerto, Jawa Tengah dr. Andreas, SpPD mengatakan bahwa lansia rentan mengalami jatuh.

"Salah satu faktor jatuh pada lansia antara lain, usia yang terlalu tua, memiliki riwayat sakit stroke, radang sendi, anemia atau kurang darah, gangguan pendengaran, mata kabur, kegemukan, gangguan tidur, beser atau tidak bisa menahan kencing dan lain sebagainya," kata dr. Andreas, SpPD di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Selasa.

Dia juga menambahkan, ada dampak yang dapat timbul ketika seorang lansia mengalami jatuh.

"Mulai dari cidera ringan seperti luka lecet, cidera berat seperti patah tulang, perdarahan otak dan lain sebagainya," katanya.

Secara umum, kata dia, dampak jangka panjangnya akan menurunkan kualitas hidup lansia dan juga meningkatkan mortalitas.Selain faktor risiko di atas, dia menyebutkan kejadian jatuh pada lansia dapat disebabkan juga oleh kondisi lingkungan tempat tinggal dan penyakit-penyakit kronis yang diderita selama ini.

Selain itu, kondisi sosial ekonomi, obat-obatan yang dikonsumsi terkait penyakit yang diderita, dan lain sebagainya.

Apabila seorang lansia terjatuh, kata dia, perlu dilakukan evaluasi klinis atau medis secara lengkap, termasuk riwayat penyakit dan obat-obatan yang dikonsumsi.

Sementara itu, dia juga menambahkan agar lansia tidak sampai jatuh perlu pendampingan dari keluarga atau orang dekat atau pramurukti (care giver) untuk penanganan lansia agar tidak jatuh.

"Ciptakan lingkungan rumah yang kondusif, nyaman, aman dan juga mudah diakses oleh lansia," katanya.

Selain itu, kata dia, perlu juga diperhatikan bahwa lansia memerlukan asupan nutrisi yang sehat serta dukungan sosial ekonomi yang cukup.

 


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024