Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perusahaan rintisan (startup) berbasis pangan berpeluang dikembangkan di Indonesia guna meningkatkan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, kata akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Jawa Tengah, Kavadya Syska.

"Terlebih lagi potensi pertanian hingga peternakan dan perikanan di Indonesia melimpah. Potensi itu merupakan salah satu modal besar untuk mengembangkan startup berbasis pangan," katanya di Purwokerto, Jumat.

Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto itu menambahkan dalam pelaksanaannya, usaha rintisan pangan akan dapat berdampingan dengan pedagang pasar tradisional.

Dia menjelaskan startup pangan berarti perusahaan rintisan berbasis pangan mulai dari on-farm hingga off-farm bahkan bidang kajiannya tidak hanya tanaman, tapi bisa perikanan dan peternakan.

"Upaya pengembangan startup pangan di Indonesia adalah bagian dari peningkatan daya saing bangsa untuk menciptakan wirausaha berbasis pangan sekaligus meningkatkan gairah pada sektor pangan di era Revoluasi Industri 4.0," katanya.

Sektor pangan merupakan bagian fundamental dari sektor kehidupan manusia sehingga peningkatan startup pangan dengan sendirinya akan memberikan dampak terhadap ketahanan pangan dan daya saing produk pangan di Indonesia.

Startup pangan, tambah dia, bisa berbentuk agro-startup yang bisa membuka kesempatan bagi masyarakat untuk membeli cabai atau komoditas lainnya langsung dari petani.

Pemerintah dan pihak terkait, kata dia, dapat memberikan dukungan bagi pengembangan startup berbasis pangan tersebut.

"Dukungan pemerintah terhadap agro-startup yaitu salah satunya edukasi teknologi berbasis telepon selular kepada petani dan pedagang," katanya.

Selain itu, pemerintah bisa lebih banyak menyediakan pasar bersih hingga gerai-gerai khusus pengemasan.

"Bahkan bila diperlukan juga bisa buat gerai khusus untuk mengambil barang di pasar," katanya.

Dengan berkembangkan startup berbasis pangan, kata dia, maka daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0 akan tercapai.

"Hal ini juga dapat menjadi salah satu kado bagi Indonesia Emas 2045," katanya.

 


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024