Purwokerto (Antaranews Jateng) - Peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Ropiudin menilai bahwa isu mengenai energi terbarukan belum dibahas secara intensif dalam Sawala (debat) Calon Presiden Putaran Kedua, Minggu (17/2) malam.

Ropiudin, yang juga Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (P3EBT), LPPM Universitas Jenderal Soedirman, Senin, mengatakan ada sejumlah isu yang perlu menjadi perhatian salah satunya mengenai regulasi energi baru dan terbarukan.

"Untuk itu presiden terpilih diharapkan memiliki perhatian terhadap sejumlah aspek terkait energi baru dan terbarukan secara efektif dan efisien," katanya.

Aspek pertama, kata dia, perlunya regulasi yang mendukung energi baru dan terbarukan. Kedua, peningkatan energi terbarukan pada bauran energi.

Ketiga, perlunya dukungan yang intensif pada riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan.

"Keempat, peningkatan SDM energi, sertifikasi bidang energi sebagai kompetensi SDM bidang energi pada pendidikan kejuruan, pendidikan vokasi atau sarjana terapan, dan pendidikan tinggi lainnya mulai jenjang S1, S2, dan S3," katanya.

Ketiga, peningkatan edukasi energi terbarukan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.

"Keenam, sistem informasi energi terbarukan daring untuk akses ketersediaan potensi, teknologi hingga edukasi energi dan yang ketujuh adalah skema khusus pada perbankan untuk pengembangan dan penerapan energi terbarukan," katanya.

Ketujuh hal tersebut, kata dia, muaranya adalah ketahanan energi, kemandirian energi, dan kemandirian teknologi energi yang berdampak pada kualitas lingkungan yang bersih dan memberikan dampak peningkatan ekonomi rakyat.

"Selain itu, memberikan dampak pada SGDs energi terjangkau dan berkelanjutan serta mendukung program perjanjian mekanisme pembangunan bersih atau clean development mechanism (CDM). Sehingga Indonesia mampu bersaing pada era revolusi industri 4.0 pada sisi energi," katanya.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024