Kudus (Antaranews Jateng) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, termasuk daerah makmur karena di kabupaten ini banyak dihuni pabrik rokok berukuran besar, bahkan berskala gigantis yang memberi pemasukan puluhan triliun rupiah per tahun dari cukai rokok.
Kendati demikian, persoalan kelayakan sarana pendidikan tidak selamanya memadai, bahkan ada sekolah dasar negeri yang terpaksa menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di musala akibat ruang kelas rusak.
Akibatnya, puluhan siswa SD Negeri 3 Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpaksa mengikuti belajar mengajar di musala sekolah setelah atap ruang kelas I dan II rusak sehingga bocor saat hujan.
Menurut Kepala SD 3 Negeri Jepang Pakis Endang Sri Mulyani di Kudus, Senin, kerusakan atap ruang kelas I dan II sudah sejak lama, namun tak kunjung bisa diperbaiki sehingga ketika hujan, siswa terpaksa belajar di musala sekolah.
Awalnya beberapa kelas digilir masuk siang, kemudian karena memasuki musim hujan ruangan kelas yang rusak sering bocor sehingga siswa terpaksa menempati musala.
Siswa yang menempati musala merupakan siswa kelas IV, sedangkan siswa kelas II masih tetap menempati ruangannya, meskipun atapnya rusak dan ada beberapa titik kebocoran saat hujan.
Bahkan, lanjut dia, ruangan kelas III ketika turun hujan juga bocor sehingga dipindah ke ruang lain yang tersedia.
Sementara siswa kelas I menempati ruangan yang tidak rusak karena pulangnya lebih awal.
"Ketika siswa kelas I dan II pulang, maka siswa kelas IV yang menempati musala dipindah ke ruang siswa kelas I," ujarnya ditemui di sela-sela menerima kunjungan anggota Komisi B DPRD Kudus.
Ia mengungkapkan kerusakan atas ruang kelas I dan II maupun kelas lainnya sejak April 2018 dan hingga sekarang belum ada perbaikan menyusul belum tersedianya anggaran.
"Kami sudah menyiapkan proposal untuk diajukan ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus melalui UPT Pendidikan Kecamatan Jati," ujarnya.
Selain mengalmai permasalahan soal ruang kelas, katanya, ruang guru hingga saat ini juga belum memiliki secara khusus karena ruang guru saat ini menempati sebagian ruang untuk belajar mengajar siswa.
Anggota Komisi B DPRD Kudus Muhtamat berharap Dinas Pendidikan untuk memprioritaskan perbaikan ruang kelas di SD 3 Negeri Jepang Pakis karena kondisinya memang tidak memungkinkan digunakan untuk belajar mengajar.
Terlebih lagi, lanjut dia, anggaran untuk perbaikan sekolah sudah dianggarkan tahun 2019.
Kalaupun nantinya diperbaiki, dia berharap, dari atap kayu diganti dengan baja ringan karena lebih tahan terhadap rayap.
Berdasarkan pantauan, puluhan siswa kelas IV yang belajar mengajar di musala sekolah tampak antusias, meskipun hanya dengan lesehan tanpa ada meja dan tempat duduk.
Sementara itu, Kasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Moh Zubaidi mengungkapkan terkait perbaikan ruang kelas SD yang rusak masih dalam perencanaan.
"Adapun anggaran yang disediakan sebesar Rp200 juta untuk sekolah tersebut," ujarnya.
Kendati demikian, persoalan kelayakan sarana pendidikan tidak selamanya memadai, bahkan ada sekolah dasar negeri yang terpaksa menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di musala akibat ruang kelas rusak.
Akibatnya, puluhan siswa SD Negeri 3 Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpaksa mengikuti belajar mengajar di musala sekolah setelah atap ruang kelas I dan II rusak sehingga bocor saat hujan.
Menurut Kepala SD 3 Negeri Jepang Pakis Endang Sri Mulyani di Kudus, Senin, kerusakan atap ruang kelas I dan II sudah sejak lama, namun tak kunjung bisa diperbaiki sehingga ketika hujan, siswa terpaksa belajar di musala sekolah.
Awalnya beberapa kelas digilir masuk siang, kemudian karena memasuki musim hujan ruangan kelas yang rusak sering bocor sehingga siswa terpaksa menempati musala.
Siswa yang menempati musala merupakan siswa kelas IV, sedangkan siswa kelas II masih tetap menempati ruangannya, meskipun atapnya rusak dan ada beberapa titik kebocoran saat hujan.
Bahkan, lanjut dia, ruangan kelas III ketika turun hujan juga bocor sehingga dipindah ke ruang lain yang tersedia.
Sementara siswa kelas I menempati ruangan yang tidak rusak karena pulangnya lebih awal.
"Ketika siswa kelas I dan II pulang, maka siswa kelas IV yang menempati musala dipindah ke ruang siswa kelas I," ujarnya ditemui di sela-sela menerima kunjungan anggota Komisi B DPRD Kudus.
Ia mengungkapkan kerusakan atas ruang kelas I dan II maupun kelas lainnya sejak April 2018 dan hingga sekarang belum ada perbaikan menyusul belum tersedianya anggaran.
"Kami sudah menyiapkan proposal untuk diajukan ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus melalui UPT Pendidikan Kecamatan Jati," ujarnya.
Selain mengalmai permasalahan soal ruang kelas, katanya, ruang guru hingga saat ini juga belum memiliki secara khusus karena ruang guru saat ini menempati sebagian ruang untuk belajar mengajar siswa.
Anggota Komisi B DPRD Kudus Muhtamat berharap Dinas Pendidikan untuk memprioritaskan perbaikan ruang kelas di SD 3 Negeri Jepang Pakis karena kondisinya memang tidak memungkinkan digunakan untuk belajar mengajar.
Terlebih lagi, lanjut dia, anggaran untuk perbaikan sekolah sudah dianggarkan tahun 2019.
Kalaupun nantinya diperbaiki, dia berharap, dari atap kayu diganti dengan baja ringan karena lebih tahan terhadap rayap.
Berdasarkan pantauan, puluhan siswa kelas IV yang belajar mengajar di musala sekolah tampak antusias, meskipun hanya dengan lesehan tanpa ada meja dan tempat duduk.
Sementara itu, Kasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Moh Zubaidi mengungkapkan terkait perbaikan ruang kelas SD yang rusak masih dalam perencanaan.
"Adapun anggaran yang disediakan sebesar Rp200 juta untuk sekolah tersebut," ujarnya.