Solo (Antaranews Jateng) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggelar pertunjukan kesenian rakyat berupa wayang kulit dalam rangka sosialisasi pelaksanaan Pemilu 2019 di Lapangan Banyuanyar Banjarsari Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam.

Kemkominfo pada pertunjukan rakyat melalui pergelaran wayang kulit berjudul "Semar Boyong" atau Wahyu Ketentreman tersebut merupakan rangkaian kegiatan Sosialisasi Pemilu 2019 di seluruh Indonesia.

Menurut Sekretaris Jenderal Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti, melalui pertunjukan wayang kulit tersebut warga Kota Solo dapat memahami pentingnya menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2019.

"Sosialiasi melalui pertunjukan rakyat ini sangat efektif karena dapat langsung dipahami masyarakat," kata Rosarita Niken Widiastuti.

Menurut dia, masyarakat perlu memahami Pemilu sebagai wujud kedaulatan rakyat.

"Kami semua berhak menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia, kata Niken Widiastuti, yang juga merangkap sebagai Plt Dirjen Informasi dan Komunikasi Kemkominfo.

Niken mengatakan dalam melaksanakan pesta demokrasi ini, masyarakat diharapkan dapat bergembira dan saling menghormati. Masyarakat saat ini, sedang dalam masa mengikuti pesta demokrasi. Pesta itu, membuat masyarakat seharusnya dapat bergembira, bahagia, saling menghormati, rukun dan damai.

"Hal ini, harapan kami, baik di dunia nyata maupun maya," kata Niken.

Selain itu, Niken juga menekankan agar masyarakat dapat memilah informasi yang diperdan tidak terjebak pada informasi hoaks atau berita palsu dan ujaran kebencian.

"Kami mengimbau masyarakat menjaga media sosial. Apabila ada info hoaks, fitnah, ujaran kebencian, menghasut, lebih baik kita hapus saja. Kita semua jika menyebarkan bisa kena Undang Undang ITE, katanya.

Menurut Tenaga Ahli Menteri Kemkominfo Freddy H. Tulung selain berpartisipasi menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019, masyarakat diminta untuk mengawasi kinerja dari pemimpin Indonesia yang akan terpilih nanti.

"Pemilu untuk mendapatkan pemimpin yang akan memimpin masyarakat semua. Kita harus tetap terlibat dengan para elite pimpinan agar mereka memperjuangkan harapan mereka janjikan. Inilah inti dari demokrasi," kata Freddy.

Pada pagelaran wayang dengan mengambil lakon "Semar Bayong" (Wahyu Ketentraman) dengan Ki Dalang Jatmiko Anom.

Menurut Jatmiko Anom, cerita tersebut berawal Ki Lurah Semar sedang berduka memikirkan istrinya yang pergi entah ke mana bersama anak-anaknya di Klampis Ireng. Ki Lurah Semar kedatangan tamu dari negara Pancawati yang diwakili Anoman, dari Astina yang diwakili Durna dan dari Amarta yang diwakili Arjuna, maksud kedatangan ketiganya yaitu sama-sama ingin memboyong atau membawa ke negaranya masing-masing sebagai syarat ketentraman negara yang baru kena musibah bencana.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024