Jepara (Antaranews Jateng) - Tanah longsor kembali terjadi di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengakibatkan material tanah meluncur dan menutupi jalan desa setempat, Selasa.
Menurut Kepala Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara, Sutoyo di Jepara, Selasa, tanah longsor tersebut terjadi di ruas jalan kabupaten yang merupakan jalur utama warga dari Desa Tempur menuju Dukuh Duplak pada Selasa (22/1) pukul 01.00 WIB.
Ketinggian tebing yang mengalami longsor sekitar 12 meter dengan lebar tebing sekitar 9 meter.
Akibat peristiwa tersebut, material tanah longsornya menutupi jalan serta sebagian badan jalan juga ikut mengalami longsor sehingga warga tidak bisa melintasi jalan yang menjadi akses utama warga Desa Tempur.
Sebetulnya, lanjut dia, warga sudah siap membersihkan jalan dari material jalan yang menutupi badan jalan, namun karena hujan masih turun sehingga tidak berani.
Pada siang harinya, lanjut dia, terjadi bencana serupa di Dukuh Kemiren pada pukul 12.40 WIB.
Akibat kejadian tersebut, material longsor masuk ke dalam dua rumah warga desa setempat.
Kedua rumah warga yang terdampak bencana longsor tersebut, yakni milik Sukar dan Riyanto.
Akibat peristiwa tersebut, lima keluarga dengna jumlah 20 jiwa diungsikan ke rumah tetangga yang lebih aman, meskipun material tanah longsor tidak sampai masuk rumah mereka.
"Kami bersyukur tidak ada korban jiwa, sedangkan nilai kerugian masih dalam pendataan," ujarnya.
Sementara jumlah keluarga yang berada di Dukuh Duplak sebanyak 102 keluarga.
Ia berharap bantuan alat berat segera dikirim untuk membersihkan jalan dari material longsor termasuk batu besar yang menutupi akses jalan.
Bencana tanah longsor di Desa Tempur, tidak hanya sekali karena tahun 2018 juga terjadi hingga mengakibatkan akses jalan penghubung Desa Tempur dan Damarwulan tertutup akibat bencana tersebut.
Menurut Kepala Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara, Sutoyo di Jepara, Selasa, tanah longsor tersebut terjadi di ruas jalan kabupaten yang merupakan jalur utama warga dari Desa Tempur menuju Dukuh Duplak pada Selasa (22/1) pukul 01.00 WIB.
Ketinggian tebing yang mengalami longsor sekitar 12 meter dengan lebar tebing sekitar 9 meter.
Akibat peristiwa tersebut, material tanah longsornya menutupi jalan serta sebagian badan jalan juga ikut mengalami longsor sehingga warga tidak bisa melintasi jalan yang menjadi akses utama warga Desa Tempur.
Sebetulnya, lanjut dia, warga sudah siap membersihkan jalan dari material jalan yang menutupi badan jalan, namun karena hujan masih turun sehingga tidak berani.
Pada siang harinya, lanjut dia, terjadi bencana serupa di Dukuh Kemiren pada pukul 12.40 WIB.
Akibat kejadian tersebut, material longsor masuk ke dalam dua rumah warga desa setempat.
Kedua rumah warga yang terdampak bencana longsor tersebut, yakni milik Sukar dan Riyanto.
Akibat peristiwa tersebut, lima keluarga dengna jumlah 20 jiwa diungsikan ke rumah tetangga yang lebih aman, meskipun material tanah longsor tidak sampai masuk rumah mereka.
"Kami bersyukur tidak ada korban jiwa, sedangkan nilai kerugian masih dalam pendataan," ujarnya.
Sementara jumlah keluarga yang berada di Dukuh Duplak sebanyak 102 keluarga.
Ia berharap bantuan alat berat segera dikirim untuk membersihkan jalan dari material longsor termasuk batu besar yang menutupi akses jalan.
Bencana tanah longsor di Desa Tempur, tidak hanya sekali karena tahun 2018 juga terjadi hingga mengakibatkan akses jalan penghubung Desa Tempur dan Damarwulan tertutup akibat bencana tersebut.