Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) memperbanyak event atau kegiatan di fasilitas-fasilitas yang baru terbangun untuk menarik kunjungan wisatawan.
"Memang bermunculan bangunan-bangunan baru sesuai perencanaan yang didesain sedemikian bagus yang bisa mempercantik kota dan menyejahterakan masyarakat," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai meninjau sejumlah fasilitas baru yang dibangun Pemerintah Kota Semarang pada 2018 yang diawali dengan pemantauan dari "Situation Room" di Balai Kota Semarang.
Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mencontohkan Pusat Souvenir dan Workshop di Gunungpati, Semarang yang harus segera ditata dan diatur pengelolaannya secara baik.
"Segera mulai ditata, siapa saja pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk. Kemudian, dibuat rutin. Setiap hari, ada aktivitas usaha di situ untuk memfasilitasi wisatawan," katanya.
Jangan sampai, kata dia, wisatawan atau pengunjung justru kecewa setelah datang ke lokasi karena tidak ada UMKM yang berjualan.
"Makanya, harus dirawat dan dipertahankan. Kami ingatkan rekan-rekan OPD untuk bagaimana setelah membangun ini, diisi dengan aktivitas atau kegiatan," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Demikian juga, Hendi mengatakan fasilitas lainnya, seperti panggung terbuka di Desa Kandri, Gunungpati, Semarang, yang juga harus diisi dengan berbagai kegiatan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat.
"Kedua, panggung terbuka di Kandri. Itu juga harus begitu. Saya minta tolong sama pokdarwis tadi. `Pak, tolong diisi dengan acara pokdarwis`. Mereka mengatakan siap hari ini, setiap Sabtu malam," katanya.
Dari Pemkot Semarang, tegas dia, siap mempromosikan even-even yang digelar masyarakat, tetapi masyarakat juga harus mau merawat dan mengisinya dengan berbagai kegiatan yang menarik.
"Kami siap promosikan. Tetapi, kan masih ada hari-hari lainnya. Ada Jumat, Kamis, atau siang hari, sorenya, misalnya dipakai adik-adik latihan apapun. Enggak apa-apa, yang penting ada keramaian," katanya.
Fasilitas tersebut, kata Hendi, bisa mewadahi kesenian masyarakat lokal, sekaligus menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
"Makanya, semua harus bergerak bersama mempromosikan tempat-tempat yang menarik, seperti Kebun Buah Purwosari, Desa Kandri, Desa Cepoko. Itu kan tempat-tempat terpencil," katanya.
Namun, kata dia, sekarang ini sudah banyak yang tertarik berkunjung karena masyarakat kota sudah terlampau jenuh dengan aktivitas-aktivitas monoton dengan pemandangan gedung dan bangunan beton.
"Masyarakat perkotaan sudah jenuh dengan aktivitas monoton yang semuanya serba beton. Mereka kadang mencari yang unik, misalnya, memetik durian, kelengkeng," kata Hendi.
"Memang bermunculan bangunan-bangunan baru sesuai perencanaan yang didesain sedemikian bagus yang bisa mempercantik kota dan menyejahterakan masyarakat," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai meninjau sejumlah fasilitas baru yang dibangun Pemerintah Kota Semarang pada 2018 yang diawali dengan pemantauan dari "Situation Room" di Balai Kota Semarang.
Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mencontohkan Pusat Souvenir dan Workshop di Gunungpati, Semarang yang harus segera ditata dan diatur pengelolaannya secara baik.
"Segera mulai ditata, siapa saja pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk. Kemudian, dibuat rutin. Setiap hari, ada aktivitas usaha di situ untuk memfasilitasi wisatawan," katanya.
Jangan sampai, kata dia, wisatawan atau pengunjung justru kecewa setelah datang ke lokasi karena tidak ada UMKM yang berjualan.
"Makanya, harus dirawat dan dipertahankan. Kami ingatkan rekan-rekan OPD untuk bagaimana setelah membangun ini, diisi dengan aktivitas atau kegiatan," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Demikian juga, Hendi mengatakan fasilitas lainnya, seperti panggung terbuka di Desa Kandri, Gunungpati, Semarang, yang juga harus diisi dengan berbagai kegiatan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat.
"Kedua, panggung terbuka di Kandri. Itu juga harus begitu. Saya minta tolong sama pokdarwis tadi. `Pak, tolong diisi dengan acara pokdarwis`. Mereka mengatakan siap hari ini, setiap Sabtu malam," katanya.
Dari Pemkot Semarang, tegas dia, siap mempromosikan even-even yang digelar masyarakat, tetapi masyarakat juga harus mau merawat dan mengisinya dengan berbagai kegiatan yang menarik.
"Kami siap promosikan. Tetapi, kan masih ada hari-hari lainnya. Ada Jumat, Kamis, atau siang hari, sorenya, misalnya dipakai adik-adik latihan apapun. Enggak apa-apa, yang penting ada keramaian," katanya.
Fasilitas tersebut, kata Hendi, bisa mewadahi kesenian masyarakat lokal, sekaligus menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
"Makanya, semua harus bergerak bersama mempromosikan tempat-tempat yang menarik, seperti Kebun Buah Purwosari, Desa Kandri, Desa Cepoko. Itu kan tempat-tempat terpencil," katanya.
Namun, kata dia, sekarang ini sudah banyak yang tertarik berkunjung karena masyarakat kota sudah terlampau jenuh dengan aktivitas-aktivitas monoton dengan pemandangan gedung dan bangunan beton.
"Masyarakat perkotaan sudah jenuh dengan aktivitas monoton yang semuanya serba beton. Mereka kadang mencari yang unik, misalnya, memetik durian, kelengkeng," kata Hendi.