Semarang (Antaranews Jateng) - Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana mengatakan bahwa kampanye dengan cara menjelek-jelekkan lawan politik, apalagi dengan menyebarkan hoaks, bakal menimbulkan persepsi negatif terhadap peserta Pemilu 2019.

   "Jadi, berita bohong merugikan karena calon pemilih sekarang ini cerdas, terlebih bila hoaks ini terkait dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu," kata Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Rabu malam.

   Gunawan mencontohkan penyebar berita bohong tujuh kontainer berisi surat suara pemilu tercoblos.

   Kasus yang sudah disidik Polri dan diumumkan hasil sementaranya, menurut Gunawan, jadi persepsi negatif calon pemilih terhadap pasangan calon tertentu.

   "Ke depan hal semacam itu dihindarkan dan diganti rencana program yang dapat dikerjakan dengan mudah (feasible) sekaligus applicable (berlaku)," katanya.

   Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan bahwa penyidik Polri menangkap seorang pelaku di Bekasi, Jawa Barat, karena diduga terlibat dalam kasus informasi hoaks tujuh kontainer surat suara pemilu tercoblos.

   Benar telah ditangkap satu orang di Bekasi. Saat ini dalam pemeriksaan di Bareskrim Polri," kata Dedi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (8/1).

   Meskipun demikian, pihaknya belum mengungkap inisial pelaku.

   Sebelumnya polisi telah menangkap tiga tersangka dalam kasus tersebut, yakni HY, LS, dan J di tiga lokasi yang berbeda, yakni di Bogor, Jawa Barat; Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Brebes, Jawa Tengah.

Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024