Boyolali (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat membentuk desa bersaudara atau sister village untuk mengurangi risiko dampak dari letusan Gunung Merapi.

"Kami ada dua desa di lereng Merapi Kecamatan Selo, Boyolali, yang sudah melakukan kesepakatan bersama (MoU) dengan Kabupaten Magelang, soal sister village," kata kepala BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin.

Bambang Sinungharjo, mengatakan dua desa bersaudara itu yakni Tlogolele, Selo dengan Mertoyudan Kabupaten Magelang serta Klakah, Selo dengan Gantang, Kecamatan Sawangan, Magelang.

"Tlogolele (Boyolali) ke Mertoyudan (Magelang) masih dalam proses, sedangkan Klakah (Boyolali) denga Gantang (Magelang) sudah dilakukan MoU," kata Bambang Sinungharjo.  

Menurut dia, kedua desa meski berbeda wilayah administrasi, lokasi evakuasi dipilih karena aksesnya lebih mudah dicapai jika status Merapi meningkat.

"Jumlah penduduk Desa Tlogolele mencapai sekitar 4.000 jiwa, jika aktivitas Merapi meningkat, maka mereka akan dievakuasi ke Desa Mertoyudan yang lebih aman," kata Bambang.

Mekanismenya, kata dia, masyarakat Tlogolele yang dievakuasi akan tinggal di rumah-rumah warga di Desa Mertoyudan yang memang sudah dipersiapkan. Konsep itu mengadopsi sister village, di mana sebanyak 17 desa di Kecamatan Cepogo, Selo, dan Musuk yang masuk kawasan risiko bencana (KRB) II dan III menjalin kerja sama dengan desa lain di wilayah aman untuk lokasi evakuasi. 

"Soal logistik, warga yang berbeda wilayah adminitrasi saat mengungsi, tetap menjadi tanggung jawab Pemkab Boyolali termasuk proses evakuasi," kata Bambang.

Kendati demikian, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada warga di lereng Merapi dengan melakukan simulasi dan mengondisikan agar mereka terbiasa dan lebih cepat melakukan penyelamatan di lapangan.

Menyinggung soal Merapi yang mengeluarkan lava pijar sejauh sekitar 1,2 kilometer ke arah Kali Gendol Sleman, kata Bambang, Boyolali hanya terkena tipis di wilayah Musuk.

"Merapi keluarkan lava pijar berdampak hujan abu tipis di Desa Sangup, Mrian, dan Jemowo Kecamatan Musuk Boyolali, dan berlangsung tidak sampai satu menit," katanya.

Oleh karena itu, warga belum membutuhkan masker untuk perlindungan kesehatan. Stok masker di Boyolali hingga sekarang mencvapai 6.500 lembar, dan nanti jika dibutuhkan akan ditambah sebanyak 10 ribu hingga 15 ribu lembar. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024