Purwokerto (Antaranews Jateng) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, menyelenggarakan program pemberdayaan guna melatih petani menanam padi yang hemat air.
"Hemat air ini penting terutama saat memasuki musim tanam 2 dan 3 ketika memasuki musim kering," kata Ketua Tim Program Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, Asna Mustofa, di Purwokerto, Rabu.
Asna yang juga dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman menjelaskan program pemberdayaan yang merupakan kerja sama antara LPPM Unsoed dengan Kementerian PUPR tersebut dilakukan di Desa Karangsalam dan Lemberang, Kabupaten Banyumas. "Dua desa itu sebagai proyek percontohan," katanya.
Sasaran dari program pemberdayaan itu adalah kelompok tani dan perkumpulan petani pemakai air (P3A).
"Pada saat ini banyak P3A yang tidak aktif. Permasalahan yang dihadapi berupa air yang kurang serta kemampuan petani untuk membayar iuran pelayanan irigasi rendah, efisiensi jaringan irigasi juga rendah disebabkan karena kehilangan air tinggi," katanya.
Tujuannya, kata dia, untuk menyusun strategi pemberdayaan dan transfer teknologi budidaya padi yang hemat air atau padi yang budidayanya membutuhkan air yang lebih sedikit dari budidaya pada umumnya.
"Padinya khusus, Inpago Unsoed 1, padi yang hemat air dan produktivitasnya cukup tinggi. Bentuknya bantuan bibit tanpa ada biaya atau gratis," katanya.
Pihaknya, kata dia, melakukan program pelatihan, pendampingan, grup diskusi, dan lain sebagainya yang dilakukan mulai proses pembenihan hingga panen.
"Dengan program ini kami berharap petani dapat meningkatkan produksi dengan penggunaan air yang lebih hemat," katanya.
"Hemat air ini penting terutama saat memasuki musim tanam 2 dan 3 ketika memasuki musim kering," kata Ketua Tim Program Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air, Asna Mustofa, di Purwokerto, Rabu.
Asna yang juga dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman menjelaskan program pemberdayaan yang merupakan kerja sama antara LPPM Unsoed dengan Kementerian PUPR tersebut dilakukan di Desa Karangsalam dan Lemberang, Kabupaten Banyumas. "Dua desa itu sebagai proyek percontohan," katanya.
Sasaran dari program pemberdayaan itu adalah kelompok tani dan perkumpulan petani pemakai air (P3A).
"Pada saat ini banyak P3A yang tidak aktif. Permasalahan yang dihadapi berupa air yang kurang serta kemampuan petani untuk membayar iuran pelayanan irigasi rendah, efisiensi jaringan irigasi juga rendah disebabkan karena kehilangan air tinggi," katanya.
Tujuannya, kata dia, untuk menyusun strategi pemberdayaan dan transfer teknologi budidaya padi yang hemat air atau padi yang budidayanya membutuhkan air yang lebih sedikit dari budidaya pada umumnya.
"Padinya khusus, Inpago Unsoed 1, padi yang hemat air dan produktivitasnya cukup tinggi. Bentuknya bantuan bibit tanpa ada biaya atau gratis," katanya.
Pihaknya, kata dia, melakukan program pelatihan, pendampingan, grup diskusi, dan lain sebagainya yang dilakukan mulai proses pembenihan hingga panen.
"Dengan program ini kami berharap petani dapat meningkatkan produksi dengan penggunaan air yang lebih hemat," katanya.