Purwokerto (Antaranews Jateng) - Tim "search and rescue" (SAR) gabungan mengevakuasi seorang pendaki yang ditemukan telah meninggal dunia di Gunung Slamet, kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Ady Chandra.
"Hingga saat ini (pukul 20.15 WIB, red.) evakuasi masih berlangsung, kami menunggu di jalur wilayah Baturraden," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu malam.
Ia mengaku belum mengetahui secara pasti kronologi kejadian yang menimpa seorang pendaki dari Kabupaten Tegal yang diketahui bernama Ahmad Sulaiman bin Sarna.
Akan tetapi berdasarkan informasi dari Kepolisian Sektor Bojong, Kabupaten Tegal, korban yang merupakan santri salah satu pondok pesantren itu diketahui hilang sejak satu bulan lalu.
"Keluarga korban bersama teman-temannya baru mencarinya kemarin (25/12). Awalnya, pihak pondok pesantren mengira korban berada di rumah, sedangkan keluarganya mengira korban di pondok," katanya.
Setelah diselisik, kata dia, ternyata korban bersama beberapa rekannya sekitar satu bulan lalu mendaki Gunung Slamet melalui jalur yang tidak resmi.
Oleh karena itu, Polsek Bojong segera berkoordinasi dengan Polsek Karangreja, Kabupaten Purbalingga, untuk melakukan pencarian terhadap pendaki yang dilaporkan hilang dengan melalui jalur pendakian Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.
"Tim SAR gabungan yang diberangkatkan dari 'basecamp' Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Rabu (26/12) pagi, melakukan pencarian dengan berbekal informasi yang diperoleh dari rekan korban," katanya.
Ady mengatakan saat berada di lokasi yang ditunjukkan rekan korban sekitar pukul 16.30 WIB, tim SAR gabungan menemukan sesosok jenazah yang sudah hancur dan tinggal kerangka di sekitar anak Sungai Pelus yang masuk wilayah Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Menurut dia, kerangka manusia yang diduga jenazah Ahmad Sulaiman itu selanjutnya dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju lokasi terdekat, yakni Baturraden.
"Tim SAR terpaksa membuat jalur baru 'potong kompas' untuk mempercepat proses evakuasi. Kami menunggu di titik penjemputan untuk memastikan jalur yang akan dilalui itu jalur yang mana karena bukan jalur yang biasa," katanya.
Ia mengatakan potensi SAR yang terlibat dalam evakuasi tersebut di antaranya SAR Purbalingga, Tagana Banyumas, TNI/Polri, Rescue Panumbang Sumbang, Pramuka Peduli, dan sebagainya.
Informasi yang dihimpun, kerangka manusia yang masih dalam proses evakuasi itu nantinya akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, untuk diautopsi.
"Hingga saat ini (pukul 20.15 WIB, red.) evakuasi masih berlangsung, kami menunggu di jalur wilayah Baturraden," katanya saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu malam.
Ia mengaku belum mengetahui secara pasti kronologi kejadian yang menimpa seorang pendaki dari Kabupaten Tegal yang diketahui bernama Ahmad Sulaiman bin Sarna.
Akan tetapi berdasarkan informasi dari Kepolisian Sektor Bojong, Kabupaten Tegal, korban yang merupakan santri salah satu pondok pesantren itu diketahui hilang sejak satu bulan lalu.
"Keluarga korban bersama teman-temannya baru mencarinya kemarin (25/12). Awalnya, pihak pondok pesantren mengira korban berada di rumah, sedangkan keluarganya mengira korban di pondok," katanya.
Setelah diselisik, kata dia, ternyata korban bersama beberapa rekannya sekitar satu bulan lalu mendaki Gunung Slamet melalui jalur yang tidak resmi.
Oleh karena itu, Polsek Bojong segera berkoordinasi dengan Polsek Karangreja, Kabupaten Purbalingga, untuk melakukan pencarian terhadap pendaki yang dilaporkan hilang dengan melalui jalur pendakian Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.
"Tim SAR gabungan yang diberangkatkan dari 'basecamp' Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Rabu (26/12) pagi, melakukan pencarian dengan berbekal informasi yang diperoleh dari rekan korban," katanya.
Ady mengatakan saat berada di lokasi yang ditunjukkan rekan korban sekitar pukul 16.30 WIB, tim SAR gabungan menemukan sesosok jenazah yang sudah hancur dan tinggal kerangka di sekitar anak Sungai Pelus yang masuk wilayah Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Menurut dia, kerangka manusia yang diduga jenazah Ahmad Sulaiman itu selanjutnya dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju lokasi terdekat, yakni Baturraden.
"Tim SAR terpaksa membuat jalur baru 'potong kompas' untuk mempercepat proses evakuasi. Kami menunggu di titik penjemputan untuk memastikan jalur yang akan dilalui itu jalur yang mana karena bukan jalur yang biasa," katanya.
Ia mengatakan potensi SAR yang terlibat dalam evakuasi tersebut di antaranya SAR Purbalingga, Tagana Banyumas, TNI/Polri, Rescue Panumbang Sumbang, Pramuka Peduli, dan sebagainya.
Informasi yang dihimpun, kerangka manusia yang masih dalam proses evakuasi itu nantinya akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, untuk diautopsi.