Purwokerto, Antaranews Jateng - Kesenian tradisional Begalan yang merupakan ciri khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, perlu dilestarikan guna menjaga kekayaan budaya daerah, kata Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru.

"Begalan adalah merupakan salah satu bentuk kesenian dan media komunikasi tradisional di Banyumas yang sarat nilai moral dan kemanusiaan," katanya di Purwokerto, Jumat.

Dia menjelaskan, tradisi Begalan dalam masyarakat Bayumas dilakukan saat ada pernikahan.

"Tradisi Begalan dilakukan apabila yang dinikahkan adalah anak pertama dengan anak pertama, anak terakhir dengan anak terakhir, anak pertama dengan anak terakhir, dan anak pertama perempuan," katanya.

Kelompok kesenian Begalan, kata dia, masih bertahan hingga saat ini. Hanya saja, ada sebagian masyarakat yang mulai enggan menggunakan kesenian Begalan dalam resepsi pernikahan dengan berbagai alasan.

"Salah satunya adalah efisiensi waktu dan anggaran dalam resepsi pernikahan. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk menyosialisasikan dan melestarikan kesenian Begalan dalam tradisi pernikahan di Banyumas," katanya.

Sementara itu, dosen ilmu komunikasi Fisip Unsoed lainnya, Bambang Widodo, mengatakan generasi muda, termasuk mahasiswa, perlu diperkenalkan dengan kesenian tradisional Banyumas guna menumbuhkan kecintaan terhadap kesenian Begalan.

Sebagai bagian dari upaya melestarikan kesenian Begalan, kata Bambang Widodo, pihaknya menghadirkan kesenian Begalan di kampus.

Kegiatan tersebut, kata dia, dilakukan sebagai bagian dari perkuliahan Komunikasi Tradisional dan bentuk apresiasi terhadap keberadaan kesenian tradisional yang ada di Banyumas.

"Kami juga menghadirkan kelompok kesenian Joni Jonte dari Pabuaran, Purwokerto," katanya.

Selayaknya pertunjukan Begalan dalam perhelatan resepsi pernikahan, sejumlah mahasiwa terlihat berperan sebagai pasangan pengantin.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024