Solo (Antaranews Jateng) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan Kota Solo bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal upaya pengendalian inflasi.
"Salah satunya melalui Pasar Gotong-Royong TPID yang dilaksanakan jelang hari besar Natal dan Tahun Baru 2019," kata Staf Khusus Menteri Perdagangan, Eva Yuliana di sela-sela pelaksanaan Pasar Mirunggan Gotong-Royong TPID di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengatakan pola koordinasi dengan pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut bisa ditiru daerah lain. Dalam pelaksanaan tersebut Pemerintah Kota Surakarta menggandeng beberapa pihak, di antaranya PT PPI, Pedaringan, Bulog, dan pelaku usaha kecil.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya sekaligus memberikan bantuan kepada para pedagang Pasar Legi yang menjadi korban kebakaran pasar beberapa waktu lalu.

"Setelah terjadinya kebakaran kami langsung mengirim 100 tenda yang bisa digunakan untuk berjualan para pedagang. Kali ini kami akan kembali memberikan bantuan sebanyak 100 tenda," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo memastikan harga beberapa komoditas pokok yang dijual dalam kegiatan tersebut, lebih murah 20 persen jika dibandingkan harga di pasaran.

"Selain itu, kegiatan ini juga bisa memotong mata rantai distribusi bahan pangan dari produsen ke konsumen," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto mengatakan kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Desember tersebut sebagai tanggapan atas makin dekatnya momentum Natal dan Tahun Baru 2019.

"Bank Indonesia sebagai bank sentral fokus pada dua kegiatan utama, yaitu bagaimana melakukan pengendalian inflasi dan memastikan kecukupan uang," katanya.

Mengenai pengendalian inflasi, pihaknya berharap kegiatan tersebut dapat berfungsi untuk menjaga inflasi tetap di angka rendah dan stabil.

"Dengan demikian bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan karena kalau inflasi tinggi akan menggerus daya beli masyarakat," katanya.

Berdasarkan data BI, tingkat inflasi di Kota Solo per November 2018 relatif terkendali, yaitu sebesar 2,99 persen secara "year on year" atau tahunan. Sedangkan secara tahun kalender sebesar 1,87 persen untuk "year to date".
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024