Karanganyar (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menyatakan sektor pariwisata di daerah tersebut baru tergarap 30 persen seiring dengan keterbatasan anggaran daerah.
"Jadi masih ada sekitar 70 persen potensi wisata di Kabupaten Karanganyar yang belum tergarap," kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto di Karanganyar, Sabtu.

Ia mengatakan salah satu kendala belum tergarapnya potensi tersebut karena keterbatasan anggaran daerah. Oleh karena itu, pihaknya membutuhkan keberadaan investor.

"Satu-satunya cara untuk mengoptimalkan potensi ini adalah kami bicara dengan banyak pihak agar tertarik dan mereka bisa berinvestasi. Sebetulnya kami mengutamakan investor lokal, yaitu yang berasal dari Karanganyar," katanya.

Selanjutnya, dikatakannya, pemerintah daerah akan menyiapkan kondisi masyarakatnya, infrastruktur, dan pola pikir masyarakat setempat agar bisa mengikuti perkembangan sektor wisata di daerah tersebut. 

Dengan demikian, mereka bisa ikut merasakan dampak positif dari tergarapnya sektor wisata di Karanganyar.

Titis mengatakan salah satu potensi yang bisa dikerjakan yaitu paket wisata napak tilas Keraton Yogyakarta. Menurut dia, Kabupaten Karanganyar berperan dalam terbentuknya Keraton Yogyakarta.

"Salah satunya Monumen Perjanjian Giyanti yang disepakati VOC dan pihak Kasultanan Mataram ada di Desa Janti, Kelurahan Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar," katanya.

Selain itu, dikatakannya, setelah Pangeran Mangkubumi menerima mandat untuk membuat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dia butuh permaisuri dan ternyata merupakan orang Karanganyar, yaitu Kanjeng Ratu Hemas, yaitu putri dari Ki Ageng Derpoyudo yang berasal dari Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar," katanya.

Menurut dia, jika asal-usul Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut bisa dijadikan sebagai paket wisata maka akan banyak wisatawan yang tertarik untuk datang.

"Termasuk Pangeran Mangkunegaran IV yang merupakan pendiri Pabrik Gula Colomadu, makamnya ada di Karanganyar dan sangat megah. Jika ini bisa dijadikan sebagai wisata reliji maka akan menarik," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, hingga saat ini destinasi wisata yang sudah berjalan di antaranya Gerojogan Sewu di Lereng Gunung Lawu, Candi Cetho, Candi Sukuh, dan yang termasuk baru adalah Rumah Atsiri dan bangunan bersejarah De Tjolomadoe.

"Bahkan bangunan De Tjolomadoe hingga saat ini proses pengembangannya baru mencapai 1/8 bagian. Target penganggarannya Rp2 triliun dan saat ini baru terpakai Rp250 miliar. Kalau ini dikembangkan tentu akan makin menarik," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar cukup menggembirakan.

Titis mengatakan jika pada tahun 2017 bisa menyetorkan pajak sebesar Rp1,5 miliar dari target awal Rp600 juta, untuk tahun ini diperkirakan bisa mencapai Rp2 miliar.

Menurut dia, angka tersebut jauh melebihi target awal yaitu sebesar Rp1,5 miliar.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024