Cilacap (Antaranews Jateng) - Sebagian wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah, diprakirakan akan memasuki puncak musim hujan pada bulan Desember 2018, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo.
"Wilayah tengah Kabupaten Cilacap, kemudian Banyumas dan sekitarnya diprakirakan akan memasuki puncak musim hujan pada bulan Desember ini, sedangkan wilayah barat dan timur pada bulan Januari," katanya di Cilacap, Senin.
Oleh karena itu, dia mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Ia mengatakan secara klimatologi, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada bulan Desember hingga Januari yang merupakan puncak musim hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas.
"Selain itu, pada bulan Desember biasanya banyak terdapat `low pressure` (tekanan rendah, red.) di belahan bumi selatan sehingga akan menyuplai hujan di Pulau Jawa," katanya.
Dengan demikian, kata dia, hujan ekstrem juga masih berpotensi terjadi di wilayah Cilacap dan Banyumas pada bulan Desember hingga Januari.
Terkait prakiraan curah hujan pada bulan Desember 2018, Teguh mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, curah hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas secara umum berkisar 301-400 milimeter dan masuk kategori tinggi.
"Akan tetapi sebagian wilayah barat Cilacap masuk kategori menengah atau berkisar 201-300 milimeter, sedangkan sebagian kecil wilayah selatan Cilacap diprakirakan berkisar 401-500 milimeter atau masuk kategori tinggi," katanya.
Sementara di wilayah pegunungan tengah Jateng seperti Purbalingga bagian utara dan sebagian Banjarnegara, kata dia, curah hujan pada bulan Desember diprakirakan lebih dari 500 milimeter sehingga masuk kategori sangat tinggi.
Disinggung mengenai prakiraan cuaca di wilayah perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Teguh mengatakan berdasarkan pengamatan, hingga saat ini masih berlangsung masa transisi dari musim angin timuran menuju angin baratan.
"Wilayah perairan selatan belum memasuki musim angin baratan karena hingga saat ini masih dominan dari arah tenggara hingga selatan walaupun kadang dari barat daya," katanya.
"Wilayah tengah Kabupaten Cilacap, kemudian Banyumas dan sekitarnya diprakirakan akan memasuki puncak musim hujan pada bulan Desember ini, sedangkan wilayah barat dan timur pada bulan Januari," katanya di Cilacap, Senin.
Oleh karena itu, dia mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Ia mengatakan secara klimatologi, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada bulan Desember hingga Januari yang merupakan puncak musim hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas.
"Selain itu, pada bulan Desember biasanya banyak terdapat `low pressure` (tekanan rendah, red.) di belahan bumi selatan sehingga akan menyuplai hujan di Pulau Jawa," katanya.
Dengan demikian, kata dia, hujan ekstrem juga masih berpotensi terjadi di wilayah Cilacap dan Banyumas pada bulan Desember hingga Januari.
Terkait prakiraan curah hujan pada bulan Desember 2018, Teguh mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, curah hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas secara umum berkisar 301-400 milimeter dan masuk kategori tinggi.
"Akan tetapi sebagian wilayah barat Cilacap masuk kategori menengah atau berkisar 201-300 milimeter, sedangkan sebagian kecil wilayah selatan Cilacap diprakirakan berkisar 401-500 milimeter atau masuk kategori tinggi," katanya.
Sementara di wilayah pegunungan tengah Jateng seperti Purbalingga bagian utara dan sebagian Banjarnegara, kata dia, curah hujan pada bulan Desember diprakirakan lebih dari 500 milimeter sehingga masuk kategori sangat tinggi.
Disinggung mengenai prakiraan cuaca di wilayah perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Teguh mengatakan berdasarkan pengamatan, hingga saat ini masih berlangsung masa transisi dari musim angin timuran menuju angin baratan.
"Wilayah perairan selatan belum memasuki musim angin baratan karena hingga saat ini masih dominan dari arah tenggara hingga selatan walaupun kadang dari barat daya," katanya.