Solo (Antaranews Jateng) - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menyatakan pengetahuan orang tua di era milenial ini memengaruhi tercetaknya generasi emas di masa mendatang.

"Pola `Parenting` milenial ini banyak tantangannya, salah satunya adalah anak zaman sekarang akrab dengan HP (ponsel, red)," katanya pada seminar dengan tema "Mencetak Generasi Unggul di Era Teknologi Informasi", di Solo, Minggu.

Ia mengatakan tingginya intensitas anak zaman sekarang dalam bermain ponsel, harus diiringi dengan meningkatnya pemahaman dan pengawasan orang tua terhadap teknologi.

"Ada beberapa hal yang kami tekankan, mulai dari internet ?atau teknologi informasi, tentang bagaimana penggunaan teknologi yang baik, dan tentang bagaimana `parenting` atau pengasuhan anak," katanya pada seminar diselenggarakan Badan Aksesibilitas, Telekomunikasi, dan Informasi (Bakti) bekerja sama Kominfo.

Ia mengatakan tanpa pemahaman tersebut pada orang tua, mustahil akan tercetak generasi emas di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Pemerhati Parenting dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) IAIN Surakarta Hatta Syamsudin mengatakan sesuai dengan rekomendasi Asosiasi Kedokteran Anak dari Amerika Serikat, anak di rentang usia 0-2 tahun tidak boleh terpapar berbagai jenis gadget.

Selanjutnya, di usia 3-6 tahun anak hanya boleh berinteraksi dengan gadget selama 1 jam/hari dan di usia 6-18 tahun maksimal 2 jam/hari.

"Meski demikian juga harus diperhatikan konten yang dikonsumsi, kalau hanya menggunakan selama 10 menit tetapi konten yang dibuka tentang kekerasan kan bahaya," katanya.

Ia mengatakan yang terjadi di Indonesia saat ini sebagian orang tua masih belum memiliki konsep dalam mendidik anaknya terkait penggunaan gadget.

"Selama ini sifatnya mengalir saja, jadi tidak tetap. Seharusnya yang dilakukan oleh orang tua adalah membatasi, mengarahkan, dan memotivasi bagaimana anak bisa mendapatkan kebaikan dari internet," katanya.

Sementara itu, Direktur Keuangan Bakti Ahmad Juhari mengatakan saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dan berada pada peringkat ke-8 dunia.

Ia mengatakan dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun. Dengan kemajuan teknologi informasi komunikasi ini, tidak hanya memberikan?dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang buruk terlebih pada perkembangan tumbuh kembang anak.

"Dalam hal ini kami berperan dalam memberikan infrastruktur dan juga memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat untuk penggunaan internet yang baik," katanya.

Ia berharap melalui edukasi tersebut makin banyak orang tua yang memahami manfaat dan bahaya internet bagi anak. Selanjutnya, orang tua bisa meningkatkan pengawasan terhadap anak ketika berinteraksi dengan gadget.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024