Purwokerto (Antaranews Jateng) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto, Jawa Tengah, melakukan kajian terhadap kemungkinan adanya pengoperasian KA pengangkut batu bara untuk memasok kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Karangkandri, Kabupaten Cilacap.

"Masih dikaji, kemarin kan sudah bertemu Bupati Cilacap. Beliau mendukung (wacana pengoperasian KA pengangkut batu bara) karena ada keluhan dari masyarakat di sana terkait dengan angkutan (batu bara) kalau melewati jalan raya bisa macet serta isu lingkungan dari sisi polusi dan sebagainya," kata Vice President PT KAI Daop 5 Purwokerto M.N. Huda D. Santoso di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Dalam hal ini, kata dia, kajian tersebut menyangkut kemungkinan dibangun jalur rel baru dari Stasiun Karangkandri ke lokasi PLTU ataukah batu bara yang diangkut menggunakan kereta api dari Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, di Stasiun Karangkandri.

Ia mengatakan jika membuat jalur rel baru hanya butuh jarak sekitar 3 kilometer, yakni dari Stasiun Karangkandri menuju PLTU Karangkandri Plant 4 yang saat sekarang sedang dibangun.

Menurut dia, hal itu disebabkan jalur rel dari Pelabuhan Tanjung Intan menuju Stasiun Karangkandri sudah tersedia dengan menggunakan jalur yang masih digunakan hingga saat sekarang.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pembangunan jalur rel baru dari Stasiun Karangkandri menuju PLTU Karangkandri Plant 4 sangat memungkinkan karena jaraknya cukup dekat jika dibanding membangun jalur baru dari pelabuhan dengan menyusuri pesisir pantai selatan.

"Sementara kalau batu bara yang diangkut dengan kereta api itu dibongkar di Stasiun Karangkandri, tentunya butuh tempat luas tapi di sekitar situ (banyak) tanah KAI. Makanya dikaji dari berbagai aspek, multi-aspek, mana kira-kira yang paling visibel untuk ke depannya," kata Huda.

Ia mengharapkan wacana KA angkutan batu bara dari Pelabuhan Tanjung Intan untuk memasok kebutuhan PLTU Karangkandri bisa terealisasi secepatnya karena Bupati Cilacap banyak menerima keluhan dari masyarakat terkait dengan banyaknya truk pengangkut batu bara yang melintas di jalan raya.

Selain itu, kata dia, potensi angkutan batu bara juga cukup besar karena untuk PLTU Karangkandri Plant 4 berkapasitas 1.000 megawatt yang sedang dibangun, akan membutuhkan sekitar 4 juta ton batu bara per tahun.

"Sementara yang Plant 1-3 membutuhkan sekitar 5 juta ton per tahun sehingga kalau bertambah sekitar 4 juta ton itu akan butuh berapa truk lagi. Dari berbagai aspek, kereta api itu lebih ramah lingkungan, hemat BBM (Bahan Bakar Minyak), dan tidak mengganggu di jalan raya," katanya.

Ia mengatakan pihaknya dari sisi sarana, pola operasi, serta infrastruktur sudah mendukung dan sudah siap.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024