Semarang (Antaranews Jateng) - Jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengintensifkan sosialisasi terkait dengan bahaya penyalahgunaan pembalut bagi kesehatan manusia ke semua kalangan masyarakat.
"Sesuai kewenangan Dinkes untuk melakukan pencegahan, maka kami akan melakukan sosialisasi terkait bahaya mengonsumsi air rebusan pembalut," kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Jumat.
Ia menyebutkan, semua jaringan Dinkes Jateng, termasuk puskesmas yang tersebar di seluruh daerah juga diarahkan untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya dari bahan-bahan yang seharusnya tidak dikonsumsi manusia itu.
Termasuk, kata dia, mewaspadai terhadap berbagai kemungkinan peristiwa yang terjadi di masyarakat akibat mengonsumsi air rebusan pembalut.
"Ada puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Sudah arahkan ke teman-teman terutama pantura timur supaya mewaspadai, siap siaga kalau terjadi apa-apa," ujarnya.
Yulianto memastikan bahwa kandungan klorin dan karsinogenik yang ada di pembalut itu berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
"Itukan zat yang tidak untuk diminum dan dikonsumsi, tentu jadi racun dan dalam waktu yang lama akan membahayakan kesehatan," katanya.
Kemungkinan terburuknya, lanjut dia, adalah bisa menyebabkan kematian karena menyerang organ dalam yakni hati dan jantung.
Seperti diwartakan, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jateng berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan pembalut oleh sejumlah anak jalanan yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek memabukkan.
"Sesuai kewenangan Dinkes untuk melakukan pencegahan, maka kami akan melakukan sosialisasi terkait bahaya mengonsumsi air rebusan pembalut," kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Jumat.
Ia menyebutkan, semua jaringan Dinkes Jateng, termasuk puskesmas yang tersebar di seluruh daerah juga diarahkan untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya dari bahan-bahan yang seharusnya tidak dikonsumsi manusia itu.
Termasuk, kata dia, mewaspadai terhadap berbagai kemungkinan peristiwa yang terjadi di masyarakat akibat mengonsumsi air rebusan pembalut.
"Ada puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Sudah arahkan ke teman-teman terutama pantura timur supaya mewaspadai, siap siaga kalau terjadi apa-apa," ujarnya.
Yulianto memastikan bahwa kandungan klorin dan karsinogenik yang ada di pembalut itu berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
"Itukan zat yang tidak untuk diminum dan dikonsumsi, tentu jadi racun dan dalam waktu yang lama akan membahayakan kesehatan," katanya.
Kemungkinan terburuknya, lanjut dia, adalah bisa menyebabkan kematian karena menyerang organ dalam yakni hati dan jantung.
Seperti diwartakan, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jateng berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan pembalut oleh sejumlah anak jalanan yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek memabukkan.