Semarang (Antaranews Jateng) - PT PLN (Persero) berupaya terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Jawa Tengah, yang saat ini pada kisaran 97,9 persen, melalui berbagai upaya.

"Kalau sesuai dengan arahan pusat, pada usia Indonesia ke-75 tahun rasio elektrifikasi bisa mencapai 100 persen, tetapi ini kan perbandingan antara aliran listrik dengan jumlah rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga kan terus bertambah jadi paling tidak bisa mendekati target," kata Senior Manager General Affair PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY Audi Damal di sela acara media gathering di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jumat.

 Oleh karena itu, pihaknya menargetkan pada tahun 2021-2022 rasio elektrifikasi paling tidak bisa di angka 99,9 persen.

"Yang jelas ada pertumbuhan positif antara tahun ini dengan tahun lalu, yaitu sebesar 2 persen," katanya.

 Ia mengatakan khusus untuk tahun 2018 target jumlah sambungan baru di Jawa Tengah sekitar 500.000 sambungan baru. Meski demikian, hingga saat ini baru terealisasi sekitar 300.000 sambungan baru.
 
Adapun, dari total pelanggan PLN sebanyak 11.063.918 di Jawa Tengah dan DIY, khusus untuk Jawa Tengah mencapai sekitar 9,9 juta pelanggan. 

"Untuk mendongkrak jumlah sambungan baru ini kami juga aktif memberikan keringanan melalui program diskon pada momentum tertentu," katanya.

Menurut dia, kebijakan tersebut akan tetap bergulir karena PLN memiliki misi agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati listrik.

Sementara itu, dikatakannya, hingga saat ini ketersediaan listrik di Jateng ketika siang hari bisa sampai 700.000 MW.
 
"Kalau untuk beban puncaknya saat ini 6.000 MW, angka ini meningkat jika dibandingkan dua tahun lalu sebesar 4.000 MW. Melihat pertumbuhan ini artinya banyak investor yang mengincar Jawa Tengah sebagai lokasi strategis untuk investasi," katanya.

Ia berharap dengan adanya komunikasi yang baik dengan media massa, PLN bisa mengkomunikasikan program kerja perusahaan kepada masyarakat.

"Termasuk ketika ada gangguan, misalnya pembangkit listrik tenaga uap kalau 'shut down' butuh waktu 6-8 jam untuk bisa membebani lagi. Jadi agar listrik ini hidup lagi butuh waktu untuk penormalan sistem," katanya.

 Ia berharap dengan adanya komunikasi yang baik, masyarakat bisa memahami sistem pelayanan yang diberikan oleh PLN, termasuk kendala yang dihadapi.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024