Jakarta (Antaranews Jateng) - Saat ini Facebook memanfaatkan alat berbasis kecerdasan artifisial, pembelajaran mesin dan computer vision untuk mendeteksi konten buruk terutama dalam Facebook Groups. 

Director Engineering Facebook, Renata Aryanti dalam sesi media gathering di Jakarta, Rabu, mengatakan, hanya saja untuk tindakan lebih lanjut mengenai konten negatif itu ada di tangan admin atau manusianya. 

Lebih lanjut, admin grup bisa memeriksa ada tidaknya konten yang melanggar aturan. Bila ada, mereka bisa melaporkannya pada pihak Facebook. 

"Misal karena spamming. Admin bisa review, melanggar rules atau enggak. Terkadang kontennya bertentangan sama standar komunitasnya, bakal direport ke Facebook. Dari Facebook, ada orang yang mereview apakah itu failed atau enggak. Keputusan akhir ada di manusianya. Mesin juga proaktif deteksi," papar Renata. 

Para admin Facebook Groups, sebenarnya bisa memanfaatkan fitur Group Rules untuk membantu mereka mengomunikasikan aturan secara selektif kepada para anggota. 

Hal ini mencakup contoh aturan yang dapat digunakan admin, membuat, mengedit dan mengatur ulang hingga 10 aturan. Ketika admin dan moderator menghapus unggahan yang melanggar aturan komunitas, mereka juga dapat memberitahu anggotanya. 

Baca juga: Masyarakat diminta sebarkan konten positif media sosial
Baca juga: Facebook bentuk tim perang tangkal konten politik menghasut

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024