Nusa Dua (Antaranews Jateng) - Sineas Nigeria yang dikenal dengan industri perfilmannya berjulukan Nollywood atau Nigeria Hollywood yakni Bolanle Austen-Peters mengungkap tiga poin penting majukan industri perfilman.
"Pertama harus berani dulu. Jangan biarkan orang-orang mendikte Anda berdasarkan standar mereka, karena pada dasarnya penonton hanya ingin menikmati film Anda, ingin menyaksikan kisah-kisah kehidupan di layar lebar," tuturnya di Nusa Dua, Bali pada Rabu (7/11).
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa penonton tidak akan memedulikan standar atau hal-hal teknis, mereka hanya ingin melihat dan menikmati cerita film yang ditampilkan.
"Bicara mengenai konten cerita, saya pikir Indonesia sama kayanya dengan Nigeria dalam hal konten untuk cerita film," kata Bolanle.
Selain itu, poin kedua menurut sineas itu adalah tampilkan cerita film Anda kepada dunia. "Mari kita mulai mengangkat cerita-cerita dari negara kita dan semakin meningkatkan kerjasama," tutur Bolanle.
"Poin ketiga adalah pemerintah harus mendukung industri perfilman nasional," ujarnya.
Bolanle mengambil contoh dimana pemerintah Nigeria mendukung berbagai kelonggaran kepada para sineas dan produser film Bollywood demi memastikan kelangsungan industri perfilman negaranya.
"Saya pikir Indonesia harus melakukannya juga demi menjamin industri perfilman negara ini," katanya usai menjadi pembicara dalam konferensi utama World Conference on Creative Economy.
Bolanle Austen-Peters merupakan salah satu dari beberapa pakar industri perfilman yang hadir sebagai pembicara di World Conference on Creative Economy di Bali.
Konferensi pertama dunia yang membahas ekonomi kreatif ini dihadiri oleh delegasi lebih dari 30 negara dan 1500 peserta.
Indonesia sendiri dalam konferensi tersebut ingin menyampaikan pesan ke dunia bahwa ekonomi kreatif berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara. (Editor : Ida Nurcahyani).
"Pertama harus berani dulu. Jangan biarkan orang-orang mendikte Anda berdasarkan standar mereka, karena pada dasarnya penonton hanya ingin menikmati film Anda, ingin menyaksikan kisah-kisah kehidupan di layar lebar," tuturnya di Nusa Dua, Bali pada Rabu (7/11).
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa penonton tidak akan memedulikan standar atau hal-hal teknis, mereka hanya ingin melihat dan menikmati cerita film yang ditampilkan.
"Bicara mengenai konten cerita, saya pikir Indonesia sama kayanya dengan Nigeria dalam hal konten untuk cerita film," kata Bolanle.
Selain itu, poin kedua menurut sineas itu adalah tampilkan cerita film Anda kepada dunia. "Mari kita mulai mengangkat cerita-cerita dari negara kita dan semakin meningkatkan kerjasama," tutur Bolanle.
"Poin ketiga adalah pemerintah harus mendukung industri perfilman nasional," ujarnya.
Bolanle mengambil contoh dimana pemerintah Nigeria mendukung berbagai kelonggaran kepada para sineas dan produser film Bollywood demi memastikan kelangsungan industri perfilman negaranya.
"Saya pikir Indonesia harus melakukannya juga demi menjamin industri perfilman negara ini," katanya usai menjadi pembicara dalam konferensi utama World Conference on Creative Economy.
Bolanle Austen-Peters merupakan salah satu dari beberapa pakar industri perfilman yang hadir sebagai pembicara di World Conference on Creative Economy di Bali.
Konferensi pertama dunia yang membahas ekonomi kreatif ini dihadiri oleh delegasi lebih dari 30 negara dan 1500 peserta.
Indonesia sendiri dalam konferensi tersebut ingin menyampaikan pesan ke dunia bahwa ekonomi kreatif berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara. (Editor : Ida Nurcahyani).