Kudus (Antaranews Jateng) - Pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil mencitakan alat untuk memonitor suhu, getaran, dan gas karbon monoksida sebagai peringatan dini gunung meletus berbasis layanan pesan singkat (SMS).
Atas pembuatan alat yang diberi nama Robot Mosugemo (monitoring suhu, getaran, dan karbon monoksida) tersebut, dua pelajar MAN 1 Kudus tersebut meraih juara 1 Tingkat Nasional 2018 pada ajang perlombaan robotik yang diselenggarakan Kementerian Agama di Depok Square Town pada 3-4 November 2018.
Kedua pelajar pembuat robot mosugemo tersebut, yakni Azzalira Alayya Zahwa dan Alfi Fatimatuz Zahro siswa kelas X MIPA dengan guru pembimbing Arif Noor Adiyanto dan Nurul Khotimah.
Alfi Fatimatuz Zahro didampingi Azzalira Alayya Zahwa di Kudus, Selasa mengakui pembuatan robot itu berawal dari banyaknya gunung berapi yang sering meletus dan dikhawatirkan mengakibatkan korban jiwa.
Guna mengurangi risiko bencana, dia bersama temannya mencoba membuat peralatan yang bisa mendeteksi indikator meningkatnya aktivitas gunung berapi yang bisa diketahui dari meningkatnya suhu, getaran, dan gas karbon monoksida.
Cara kerja robot tersebut, kata dia, menggunakan sensor, yakni dengan mendeteksi adanya peningkatan suhu, getaran, dan peningkatan kadar gas karbon monoksida.
Selanjutnya, kata dia, robot tersebut akan mengirimkan peringatan melalui SMS ke nomor telepon yang sudah ditentukan.
Peringatan dini yang diberikan lewat SMS, yakni waspada gas CO meningkat, waspada suhu meningkat, dan waspada ada getaran.
Dalam pembuatan alat tersebut, katanya, terkendala beberapa bahan yang sulit ditemukan di kudus.
Bahan yang digunakan, mulai dari arduino uno R3, modul GSM, sim 900, sensor suhu DHT 11, sensor getaran, dan sensor gas MQ7.
Ia berharap robot Mosugemo tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pembimbing Tim Robotik MAN 1 Kudus Arif Noor Adiyanto menambahkan persiapan untuk membuat robot tersebut dimulai sejak 11-15 Oktober 2018.
"Awalnya ide yang dimiliki untuk mendeteksi getaran saja, kemudian dikembangkan oleh guru pembimbing untuk indikator suhu dan gas CO," ujarnya.
Rencannya, kata dia, Tim Robotik MAN 1 Kudus akan mengembangkan robot Mosugemo tersebut menjadi lebih sempurna.
Kepala MAN 1 Kudus Suhamto mengaku bangga dengan prestasi siswanya di tingkat nasional.
Prestasi di bidang robotik, kata dia, merupakan yang pertama.
Mulai tahun ajaran 2018/2019, kata dia, terdapat dua jenis program unggulan, yakni tafidul Quran serta sains and inovation program.
Untuk program sains, katanya, dikelola secara khusus, karena nantinya akan mengembangkan karya ilmiah seperti halnya menjadi juara di tingkat nasional.
Atas pembuatan alat yang diberi nama Robot Mosugemo (monitoring suhu, getaran, dan karbon monoksida) tersebut, dua pelajar MAN 1 Kudus tersebut meraih juara 1 Tingkat Nasional 2018 pada ajang perlombaan robotik yang diselenggarakan Kementerian Agama di Depok Square Town pada 3-4 November 2018.
Kedua pelajar pembuat robot mosugemo tersebut, yakni Azzalira Alayya Zahwa dan Alfi Fatimatuz Zahro siswa kelas X MIPA dengan guru pembimbing Arif Noor Adiyanto dan Nurul Khotimah.
Alfi Fatimatuz Zahro didampingi Azzalira Alayya Zahwa di Kudus, Selasa mengakui pembuatan robot itu berawal dari banyaknya gunung berapi yang sering meletus dan dikhawatirkan mengakibatkan korban jiwa.
Guna mengurangi risiko bencana, dia bersama temannya mencoba membuat peralatan yang bisa mendeteksi indikator meningkatnya aktivitas gunung berapi yang bisa diketahui dari meningkatnya suhu, getaran, dan gas karbon monoksida.
Cara kerja robot tersebut, kata dia, menggunakan sensor, yakni dengan mendeteksi adanya peningkatan suhu, getaran, dan peningkatan kadar gas karbon monoksida.
Selanjutnya, kata dia, robot tersebut akan mengirimkan peringatan melalui SMS ke nomor telepon yang sudah ditentukan.
Peringatan dini yang diberikan lewat SMS, yakni waspada gas CO meningkat, waspada suhu meningkat, dan waspada ada getaran.
Dalam pembuatan alat tersebut, katanya, terkendala beberapa bahan yang sulit ditemukan di kudus.
Bahan yang digunakan, mulai dari arduino uno R3, modul GSM, sim 900, sensor suhu DHT 11, sensor getaran, dan sensor gas MQ7.
Ia berharap robot Mosugemo tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pembimbing Tim Robotik MAN 1 Kudus Arif Noor Adiyanto menambahkan persiapan untuk membuat robot tersebut dimulai sejak 11-15 Oktober 2018.
"Awalnya ide yang dimiliki untuk mendeteksi getaran saja, kemudian dikembangkan oleh guru pembimbing untuk indikator suhu dan gas CO," ujarnya.
Rencannya, kata dia, Tim Robotik MAN 1 Kudus akan mengembangkan robot Mosugemo tersebut menjadi lebih sempurna.
Kepala MAN 1 Kudus Suhamto mengaku bangga dengan prestasi siswanya di tingkat nasional.
Prestasi di bidang robotik, kata dia, merupakan yang pertama.
Mulai tahun ajaran 2018/2019, kata dia, terdapat dua jenis program unggulan, yakni tafidul Quran serta sains and inovation program.
Untuk program sains, katanya, dikelola secara khusus, karena nantinya akan mengembangkan karya ilmiah seperti halnya menjadi juara di tingkat nasional.