Temanggung (Antaranews Jateng) - Setiap pemuda harus mempertahankan Pancasila di tengah gempuran zaman guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq.
Khadziq di Temanggung, Minggu, mengatakan bangsa Indonesia saat ini tengah memasuki era di mana sangat mudah dihasut oleh oknum-oknum yang mencoba memprovokasi dan mengusik kedamaian di negeri ini.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara pelantikan pengurus Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Kabupaten Temanggung periode 2018-2023 di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung.
"Jangan-jangan bangsa Indonesia sedang mengalami masa seperti era penjajahan Belanda melalui VOC 350 tahun silam. Karena sangat mudah diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Ia mencontohkan kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh oknum Banser di Kabupaten Garut saat peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 pada 22 Oktober 2018 imbasnya banyak pihak yang terprovokasi dan saling kecam, termasuk melalui media sosial.
"Apalagi suhu politik sekarang tengah meninggi jelang Pemilu 2019," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak untuk mampu menahan diri dan berpikir sehat. Termasuk masyarakat Kabupaten Temanggung yang sampai saat ini dianggap masih sangat kuat memagang serta mengamalkan ideologi Pancasila.
"Kita sudah sepakat NKRI harga mati. Jangan diubah-ubah lagi. Saya meminta Pemuda Pancasila terus berjuang mempertahankan ideologi yang telah menjadi dasar kehidupan berbagsa dan negara kita. Termasuk di Temanggung, ayo terus besarkan," katanya.
Ketua Sapma PP Kabupaten Temanggung Anam Naridjan mengaku saat ini para pemuda tengah memasuki era yang sangat menantang.
"Tidak mudah mempertahankan Pancasila di tengah kepungan ideologi radikalisme maupun komunisme. Namun kecintaan terhadap NKRI tidak akan pernah menyurutkan perjuangan kita semua dan itu harus menjadi harga mati," katanya.
Khadziq di Temanggung, Minggu, mengatakan bangsa Indonesia saat ini tengah memasuki era di mana sangat mudah dihasut oleh oknum-oknum yang mencoba memprovokasi dan mengusik kedamaian di negeri ini.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara pelantikan pengurus Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Kabupaten Temanggung periode 2018-2023 di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung.
"Jangan-jangan bangsa Indonesia sedang mengalami masa seperti era penjajahan Belanda melalui VOC 350 tahun silam. Karena sangat mudah diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Ia mencontohkan kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh oknum Banser di Kabupaten Garut saat peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 pada 22 Oktober 2018 imbasnya banyak pihak yang terprovokasi dan saling kecam, termasuk melalui media sosial.
"Apalagi suhu politik sekarang tengah meninggi jelang Pemilu 2019," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak untuk mampu menahan diri dan berpikir sehat. Termasuk masyarakat Kabupaten Temanggung yang sampai saat ini dianggap masih sangat kuat memagang serta mengamalkan ideologi Pancasila.
"Kita sudah sepakat NKRI harga mati. Jangan diubah-ubah lagi. Saya meminta Pemuda Pancasila terus berjuang mempertahankan ideologi yang telah menjadi dasar kehidupan berbagsa dan negara kita. Termasuk di Temanggung, ayo terus besarkan," katanya.
Ketua Sapma PP Kabupaten Temanggung Anam Naridjan mengaku saat ini para pemuda tengah memasuki era yang sangat menantang.
"Tidak mudah mempertahankan Pancasila di tengah kepungan ideologi radikalisme maupun komunisme. Namun kecintaan terhadap NKRI tidak akan pernah menyurutkan perjuangan kita semua dan itu harus menjadi harga mati," katanya.