Solo (Antaranews Jateng) - Bermodal Rp150 ribu dan mesin jahit kecil saat ini produk kerajinan tangan "KimiBag" mulai merambah ekspor.
     
"Bermula tujuh tahun lalu, awalnya membuat sedikit tetapi sekarang sudah ribuan pcs," kata pemilik KimiBag Chusnul Itsariati di Solo, Selasa.
     
Pengiriman ke beberapa negara yang sudah dilakukan KimiBag, di antaranya Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Swiss.
     
"Tetapi pengirimannya lewat perusahaan mereka yang ada di Indonesia," katanya.
     
Saat ini omzet setiap bulan rata-rata lebih dari Rp10 juta.

Jika sebelumnya, Chusnul yang dalam usahanya dibantu sang suami hanya mengandalkan pemasaran daring, saat ini juga memasarkan secara luring (luar ruangan)
     
"Sejak jadi UMKM binaan Bank Indonesia setahun lalu, kami juga difasilitasi mengikuti pameran. Ternyata efeknya juga besar," katanya.
     
Ia mengatakan setiap usai pameran, biasanya banyak pesanan yang masuk tidak hanya dari Kota Solo tetapi juga daerah lain.
     
"Kalau untuk di dalam negeri, pemasarannya sudah seluruh Jawa Tengah. Untuk luar provinsi di antaranya Jakarta, Makasar, Gorontalo, dan Kalimantan," katanya.
     
Dengan produksi yang sudah mencapai ribuan buah setiap bulannya, saat ini Chusnul yang melakukan produksi di Klaten itu sudah memiliki empat mesin jahit ukuran besar dengan empat pegawai.
     
"Selain itu, saya juga melibatkan enam ibu rumah tangga sekitar rumah. Mereka bisa ikut mengerjakan pesanan tanpa harus meninggalkan kewajiban sebagai istri dan ibu. Untuk jam kerjanya 4,5-5 jam/hari," katanya.
     
Beberapa jenis barang yang diproduksi, di antaranya dompet berbagai ukuran, tas, dan kantong botol anggur dengan harga mulai puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
     
"Untuk bahan yang saya pakai mulai dari karung goni bekas, kulit binatang, hingga kain-kain bekas. Untuk bahan bekasnya bisa sampai 30 persen dari total yang saya pakai," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024