Solo (Antaranews Jateng) - Jumlah rusa yang dipelihara di kawasan Taman Balekambang sudah tidak ideal dengan luas lahan sehingga keberadaannya justru sering mengganggu para pengunjung di objek wisata Manahan Banjarsari Solo itu.
     
"Jumlah rusa di Taman Balekambang, sekarang sebanyak 26 ekor yang terdiri 11 ekor betina dan 15 ekor jantan, dan ini dinilai sudah melebihi ideal di lahan seluas sekitar 9,8 hektare itu," kata Kepala UPT Taman Balekambang, Sumeh di Solo, Senin. 
     
Dia mengatakan dengan lahan Taman Balekambang seluas tersebut idealnya untuk tempat pemiliharaan rusa sekitar enam ekor yang terdiri atas lima betina dan satu jantan. Namun, rusa di Balekambang dari tahun ke tahun populasi terus bertambah, rata-rata dua hingga tiga ekor, sehingga kini 26 ekor.
     
Pengelola Taman Balekambang sudah berusaha mengurangi populasi rusa sejak 2007 dengan memindahkan sebagian ke kawasan Tawangmangu, Karanganyar.
     
"Kami menilai ternyata populasi rusa cukup banyak hingga sekarang. Bahkan, sebagian pengunjung Taman Balekambang merasa terganggu dengan adanya hewan itu," katanya.  
     
Pihaknya akan mengurangi jumlah rusa di Balekambang sehingga pengunjung bisa merasakan aman dan nyaman. 
     
Salah satu cara lain untuk mengurangi satwa itu, pengelola mengizinkan masyarakat memelihara dan memakan hewan tersebut dengan syarat mereka mengajukan permohonan. 
     
"Rusa yang boleh diperlihara dan dikonsumsi akan diberikan tanda khusus," katanya.
     
Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng Titi Sudaryanti mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan soal UPT Taman Balekambang mengizinkan masyarakat memelihara dan mengonsumsi rusa dari Taman Balekambang.
     
Namun, kata dia, rusa yang dapat dipeliahara atau dikonsumsi masyarakat, harus siap panen atau masuk kategori F2.
     
Pihaknya meminta pengelola UPT Taman Balekambang melibatkan BKSDA dalam melakukan survei lokasi kandang milik masyarakat yang berminat memelihara hewan itu.

"Jika layak mereka dapat diizinkan," katanya.



 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024