Semarang (Antaranews Jateng) - PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) masih mengawal pengelolaan balai ekonomi desa (Balkondes) dan homestay Karangrejo serta desa binaan Kampung Palawija, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sampai masyarakat setempat dipastikan mampu mandiri dan berdaya.

PT PGN memastikan Balkondes, homestay, dan Kampung Palawija Desa Karangrejo yang merupakan bagian dari program Kementerian BUMN sejak dua tahun lalu terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

"Kami memastikan jangan sampai bangunan (Kampung Palawija,red.) 'Mangkrak', makanya ada tim kami (PT PGN,red.) yang selalu ke sini (Kampung Palawija,red.) untuk memantau perkembangannya," kata Sales Area Head PGN Semarang Heri Frastiono di sela pengenalan Balkondes Karangrejo kepada awak media dalam rangkaian media gathering Jumat-Sabtu (12-13/10).

Heri Frastiono menjelaskan pantauan terhadap Balkondes, homestay, dan Kampung Palawija tersebut diharapkan dapat menjadi tolok ukur kesiapan masyarakat bagaimana memberdayakan potensi yang ada seperti kuliner, kesenian, dan kerajinan yang dapat dipasarkan kepada para wisatawan.

Menurut Heri Frastiono Balkondes, homestay, dan Kampung Palawija memiliki banyak potensi bagi masyarakat setempat seperti penyiapan kuliner berupa makanan tradisional, hasil kerajinan, dan paket wisata yang seluruhnya dikelola oleh masyarakat setempat.

Muhdi, salah satu pengrajin kain perca sekaligus yang bertugas sebagai juru kunci homestay mengaku bersyukur kepada PT PGN yang telah menghibahkan Balkondes dan homestay untuk masyarakat Desa Karangrejo.

Ia mengaku dengan adanya Balkondes dan homestay tersebut, masyarakat setempat sangat terbantu dan bagi mereka yang sebelumnya menganggur menjadi bisa bekerja.

Homestay Karangrejo memiliki 20 kamar yang terdiri atas empat homestay family, dua homestay couple, dan empat room single. Masing-masing homestay family tersebut memiliki tiga kamar, sedangkan setiap homestay couple memiliki dua kamar.

Bangunan homestay yang mengusung nuansa "desa" dengan dominan bangunan kayu, pemandangan bukit dan hamparan hijau, fasilitas kamar yang sebanding lurus dengan hotel berbintang di masing-masing kamar, menjadikan harga Rp200 ribu per orang (nonbreakfast) sangat jauh dari mahal.
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024